Blog Pakpak

Minggu, 23 September 2012

Umpama Pakpak : MERBERRU KEPAR

PAKPAK ADALAH PAKPAK

UMPAMA MERBERRU KEPAR


Oleh : Wasdin Sudiarma Berutu, SH


Mberu berru permedan, jari-jarina cindal
Badakna sijengkal,  bukna  mebar-ebar
Dapet berru sideban, oda jodoh mi impal
Nianggap mo ia impal, kasape berru kepar

Muna merani,  perani soh mi urug duruna
Mata unang merem, ukur unang  terhendem
Oda memoji, purmaenmu uluk mberuna
Muna tercerem, tikkani aku mak terpeddem

Embasken tangan, lako tumatak
Silangkah,  bege mersege mi kamuhun
Kurasaken,  oda pe merberru Pakpak
 Purmaenmu ngkasah, dos  bage  berru puhun

Menoto rambah, mahan juma page
Sambil tumaktak,  suanken  rondat
Purmenmu  ramah, luahna merbage-bage
Tampil tumatak,  janah berru peradat


Muna merlaba, abe oda cerngut
Merbage rananken, lolo partuana
Purmaenmu nggati tertaba, oda perngutngut
Pande pesangapken,  ukur simatuana

Tergempang irebben  kenna sekkar
Tangis mersurak  soh mi delleng
Memang  purmaenmu berru kepar
Tapi enggo pande  mertasak pelleng


Muna kirana,  rana mersepuh
Sora hanjar, bage jelma pande
Kita karina,  ndekkah nggelluh :
Bere kami ajar deket peddah mende :

Mersora imbo, i tiki rumabi
I pakpaki kayu,  mahan sebban
Bagimo lebbe, umpama nami
Kami Pakpak,  merberu sideban 

==== 0 =====


 

Kamis, 20 September 2012

TATAK DALAM UPACARA ADAT KEMATIAN

Upacara Adat Kematian
PAKPAK ADALAH PAKPAK - " Pakpak Kirana "

Keterangan :
1. Foto upacara kematian orang tua saya Alm. Gr. T. Berutu ( Mpung Titin Berutu) di Kuta Kersik Singgabur Pakpak Bharat.
2. Saya bersama putri saya mempunyai tatak (tari) yang berbeda mengingat kedudukan saya dengan putri saya berbeda dalam adat.
3. Saya (laki-laki) berkedudukan sebagai kula-kula yang akan memasu-masu pihak beru, sedang Putri saya berkedudukan sebagai beru.
4. Kula-kula memasu-masu (memberkati ) beru (vide bentuk tangan) sedangkan beru menerima pasu-pasu,  cara kula-kula menyampaikan pasu-pasu adalah meletakkan kedua telapak tangannya di kepala beru.
5. Kula-kula tangannya memasu-masu, sedang beru tangannya seperti bersembah.

Rabu, 19 September 2012

Ditunggu postingan para blogger Pakpak

Saya sangat mengharapakan kesediaan para blogger Pakpak atau Kalak Pakpak yang mengetahui :

1. Sulang Silima.
2. Aksara Pakpak.
3. Gannderang merkata sipitu & sisibah
4. Tata Cara Upacara Perkwinan Pakpak
5. dll

Bagi sobat yang mengetahi tolong di postingkan ke blog ini PAKPAK ADALAH PAKPAK

Njuah-njuah

Selasa, 18 September 2012

" KEMIRIPAN BAHASA DAN ADAT BUDAYA YANG MELAHIRKAN PRESEPSI YANG KELIRU "



Suku-suku yang bermarga yang berada di Pulau Sumatera bahagian Utara, yaitu Suku Pakpak, Suku Batak, Suku Karo, Suku Mandailing, Suku Nias mempunyai kemiripan atas bahasa dan adat budaya meskipun kemiripan itu sangat sedikit jika dibanding dengan perbedaannya.

Saya mengatakan ini tak terlepas dari prespektif dan kacamata saya selaku seorang suku Pakpak. Saya bukanlah ahli sejarah namun demikian saya meyakini semua orang pasti tau akan sejarah minimal sejarah keluarganya, sejarah sukunya, sejarah bangsanya.

Perlu sedikit saya jelaskan, menurut pandangan suku Pakpak, suku Batak adalah suku Toba yang didaerah Pakpak disebut dengan “ Suku Tebba atau Kalak Tebba “. Suku Pakpak tidak mengakui kalau disebut sebagai “ sub suku “ tapi suku Pakpak adalah suku yang berdiri sendiri, mempunyai sejarah asal usul tersendiri.

Banyak pihak yang mempertanyakan, kenapa ada kemiripan dalam bahasa, adat budaya antara Suku Pakpak, Suku Batak Toba, suku Karo, dll suku yang bermarga di Sumatera wilayah Utara ?

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya assimilasi atau percampuran budaya antara lain.

1.       Pengaruh  kedekatan letak wilayah.
Letak wilayah Suku Pakpak, Suku Batak Toba, Suku Karo adalah berbatasan, hingga dalam prakteknya hampir setiap saat terjadi intraksi sosial atau hubungan langsung antara orang Pakpak, orang Toba dan Orang Karo dll, dan akibat terjadinya interaksi antar orang berbeda suku ini maka terjadi proses assimilasi atau percampuran budaya, baik bahasa dan adat budaya.
Contoh : istilah Thanks atau terima kasih, ini asli bahasa Inggris tapi seolah-olah telah memasyarakat di Indonesia, contoh lain istilah Hallo yang diadopsi dari Bahasa Inggris.
Konsekwensi terjadinya intraksi sosial secara langsung ini maka terjadi pula perkawinan campur yang berhubungan dengan tata cara upacara adat yang digunakan dalam perkawinan tersebut.
Kedekatan wilayah juga mengakibatkan terjadinya migran atau perpindahan penduduk yang dikenal istilah “ merantau “. Banyak orang Pakpak yang merantau di Tanah Batak Toba (daerah Tapanuli) atau ke Tanah Karo, dan sebaliknya orang Batak Toba dan Karo yang datang migran ke Tanah Pakpak.
Kedatangan para migran ini sudah barang tentu mempunyai potensi untuk merubah bahasa dan adat budaya hingga ada kemiripan.

2.       Pengaruh masuknya agama
Dalam catatan sejarah kekristenan di Sumatera bagian Utara, dikenal dengan Misionaris dari Jerman yaitu Nomensen. Misionaris penyebar agama Kiristen dalam upaya penyebarannya menggunakan  bahasa dan adat masyarakat setempat agar penyebaran cepat diterima oleh masyarakat atau para jemaat pengikut Kristen.
Daerah-daerah yang pertama dimasuki oleh Para Misionaris adalah Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan dan secara faktual upaya penyebaran agama kristen cepat berkembang di daerah tersebut.
Ketika agama Kristen diperluas ke daerah lain seperti Tanah Pakpak dan Tanah Karo, sistim dan cara-cara penyebaran di Taput dan Tapsel  diterapkan di daerah garapan baru yaitu Tanah Pakpak dan Tanah Karo, bahakan sudah banyak orang Tapanuli yang diikut sertakan oleh Misionaris dari Jerman ke Tanah Pakpak dan Tanah Karo.
Pengaruh datang atau penyebaran agama Kristen di Tanah Pakpak dan Karo sudah barang tentu mengakibatkan terjadinya assimilasi budaya, terjadinya persamaan bahasa, persamaan adat dan budaya.

3.       Pengaruh Kolonialis Penjajah Belanda.
Semua daerah di Sumatera wilayah utara dimasuki Penjajah Belanda, dan menurut sejarah daerah yang terakhir dimasuki adalah Tanah Pakpak.
Karna daerah Pakpak ketika itu belum di masuki Belanda maka daerah ini dijadikan oleh Sisingamangarja XII sebagai basis pertahanan yaitu di daerah Gunung Simpon (Delleng Simpon) perbatasan antara Ulumerah Pakpak Bharat dengan Batu Gajah Kecamatan Parlilitan Humbas.
Seluruh masyarakat di berbagai daerah jajahan merasa senasip dan sependeritaan hingga terbentuk beberapa kelompok pergerakan untuk melawan penjajah.
Kelompok-kelompok pergerakan ini banyak yang terbentuk secara spontan tanpa mempermasalahkan suku, kelompok-kelompok ini sangat banyak baik bersifat permanen atau temporer dan biasanya tidak terorganisir hingga kelompok-kelompok pergerakan ini tidak pernah dicatatkan dalam sejarah.
Pengaruh kolonialis Belanda yang melahirkan perasaan senasib dan sependeritaan selaku bangsa jajahan sudah barang tentu menimbulkan assimilasi budaya dan persamaan bahasa.

4.       Pengaruh Politis
Boleh dikatakan, suku yang cepat maju adalah suku Batak Toba, mungkin ini salah satu dampak positip dari datangnya penjajah. Lazimnya dimana Belanda menjajah didaerah itu pasti didirikan sekolah-sekolah Belanda, dan anak-anak daerah tersebut bisa bersekolah disana, sedang di daerah Pakpak terakhir dimasuki oleh Belanda mengakibatkan belum ada  berdiri sekolah-sekolah, dan cara pandang, cara berpikir serta wawasan orang Pakpak masa itu masih tradisonal, masih mempercayai dewa-dewa alam, justru itu di daerah Pakpak dulu terkenal dengan datu-datu atau guru-guru saktinya.
Karna orang Batak Toba sudah berpendidikan maka sudah barang tentu lebih maju, sudah banyak bekerja di Pemerintahan daerah dan Pusat, banyak jadi pengusaha.

Untuk mendapatkan dukungan politik maka selalu didengung-dengungkan bahwa Suku Pakpak dan Suku Karo adalah sub suku Batak hingga dikenal istilah Batak Pakpak dan Batak Karo.
Belakangan suku Pakpak dan Suku Karo meriset sendiri sejarah sukunya hingga tiba pada satu kesimpulan bahwa Pakpak dan Karo bukan sub suku tapi adalah suku yang berdiri sendiri dan mempunyai sejarah peradaban sendiri.
Ini dibuktikan, dulu dikenal dengan HKBP Simerkata Pakpak, tapi setelah Pakpak mengetahui sejararah sukunya maka orang Pakpak keluar dari Organisasi Gereja HKBP menjadi GKPPD yaitu Gereja Kristen Pakpak Dairi.

Jika dipersentasikan, mungkin hanya sekitar 10 % ada kemiripan, sedangkan 90 % perbedaan, contohnya di adat Batak Toba, Hula-Hula mangulosi Boru, tapi dalam adat Pakpak berru mengolessi kula-kula ( boru mangulosi hula-hula).

Adanya kemiripan bahasa, adat istiadat tidaklah dapat dijadikan sebagai tolak ukur persamaan, kemiripan jangan dipresepsikan keliru hingga sejarah menjadi keliru.

Sejarah yang benar jika materi sejarah tersebut diakui oleh seluruh masyarakat adatnya, dan yang bisa menuliskan sejarah sukunya secara benar adalah masyarakat suku itu sendiri bukan suku lain. Sejarah Bangsa Indonesia ditulis sendiri oleh orang Indonesia, jikapun ada tulisan-tulisan sejarah oleh ahli-ahli dari bangsa lain sifatnya hanyalah sebagai bandingan bukan acuan.


Minggu, 16 September 2012

Pakaian adat Pakpak diperagakan oleh wanita Pakpak yang sangat mberu-mberu

Jumat, 14 September 2012

Cerpen Pakpak :KUDOK ODA NE KO CINTA KEPPEKEN CINTAMU TONG PAKKET

Oleh : Wasdin Sudiarma Berutu, SH - PAKPAK ADALAH PAKPAK


 Muna kene menjaka cerita en, nipesenget mendahi ke sebaikna sediaken kene sapu tangan manang Tisu, karna mak terjua pasti merurus eluh ndene, ok jaka kene mo muna oda ke percaya ......?

Si TINALY BR TUMANGGER  boi mo nidokken kembang desa muna istilah bagendari, memang i kuta i ia mo si mberuna, janah en beru kalak si lot manang si beak i kuta i, maklum moke kaltu si Tinaly beru Toke Cina. Tapi nangke si Tianly beru si beak mende pikilakona, oda sombong buktina merhallet ngia deket si CUAN BERUTU.

Si Cuan en kaltu jelma mpersuk partuana, Bapana enggo mate waktu ia anak mbara deng, pellin inangna ngo kessa pebelgah-belgahken janah persikolaken ia. Maseh mo etongen inangna enpe dak mersakit-sakit, Si Cuan en memang toko maholina janah pande mersikola.

Si Tinaly deket si Cuan sikola i salah sada SMA i Sidikalang, kalak en sada kelas, memang muna merdalan kalak en serasi moda, tapi si Cuan en lalap dak caker alias karse, dengan-denganna jajan i kantin sekolah muna ia pellin memenduti edur mo kessa maklum moke dukak simpogos. Piga-piga kali ia naing i traktir si Tinaly tapi sikali pe oda pernah ngget si Cuan.

Karna oda ngo setuju bapa Si Tinaly mendahi si Cuan en, jadi hubungen perhalletn kalak en terpaksa mboni-mboni, pokokna unang sanga i bettoh bapa si Tinaly, muna sanga terdapet pasti si Cuan kena deppaken, muna i etong-etong enggo hampi 5 kali si Cuan en ndeppak i baing Bapa si Tinaly.

Pernah sekali si Cuan i tenju bapa Tinaly sampe si Cuan mbulak nggoling, kena rabik labang gurungna ugahen, ugah nen nggedang, untung mo si Tinaly mboni-mboni kitambari ugah sini gurung nen, enggo pe njuah tangkas teridah i ciningna nggedang.

Lot sada peristilahen lucu ibagasen hubungen perhallet dua naposo daun ehh naposo bulung en, peristilahen kalak en boi nidok sebagai penghibur i hubungen kalak i, bagen istilah kalak i :

Muna sada Tinaly manang si Cuan mendok : Mi Delleng aku Cooo ....
Si Cuan manang Tinaly mengaloi : Engket aku ......
Tinaly manang Cuan Mendok : Mi Kepar aku cooo ...
Cuan manang Tinaly mengaloi : Engket ma aku .....
Tinaly manang Cuan mendok : Sirang kita Coo.....
Cuan manang Tinaly Mengaloi : Oda ngget aku .....

Awal mula istilah cinta kalak en muncul waktu si Cuan naing laus mi delleng ki sebban Segaden, “mi delleng aku Coooo “ nina, langsung ialoi si Tinaly : “ Engket aku “
Baremben kenna si Tinaly naing menggogo kebun kopina i kepar, idok si Tinaly, “ mi kepar aku cooo... “ langsung i aloi si Cuan, “ engket ma aku “
Menter oda sengaja si Cuan mendok  “ Sirang kita cooo “, menter nggang sora si Tinaly mengaloi “ oda mgget aku “
Kata-kata en jadi terbiasa janah menjadi istilah bana kalak en sidua, apalagi i sat-saat hubungan perhalleten kalak en terjadi permasalahen.

Sada malam minggu, pejumpa mo kalak en i sapo dengan si Tinaly :
Cuan : Tinaly, kurasa hubungenta en siakhiri mo, oda tahan aku habis ndeppak ibaing Puhun i, oda maseh etongenmu bangku ?
Tinaly : Kade pe nimu, bakune pe alasenmu oda ngget aku putus taba ko, ibetoh ko Cuan tiap berngin aku mernenget ko lebbe baru aku meddem, oda perduli kade kata kalak bapa, kade kata ndeba, mpogos manang beak, sini ukurken pellin kono kessa Impalku, Impalku Cuan si Maholi, nina sambil tunande mi si Cuan.
Cuan : oda kubetoh sampe soh dahari kita en boi lanjut, aku pe toko kellengna atengku bamu Impal tapi kinimpersuk en mo mungkin menirangken kita.
Tinaly : eee impal .... unang nenge pernah kubegge kata sirang i, unang impal, lolo ko muna mendelles aku kumara kono Cuan ?

Enggo kessa bagi idok si Cuan, menter si Tinaly langsung menghibur hallet nen.
Tinaly : mi delleng aku coooo
Cuan : engket aku ....
Tinaly : mi Kepar aku coo ...
Cuan : engket ma aku
Tinaly : sirang kita coo....
Cuan : oda ngget aku ....
Biasana enggo kessa keluar istilah cinta en, langsung berpelukan ngo kalak en janah si Cuan mencium kening halletnen tanda cinta dkt kasih sayangna, menter terhibur ngo si Cuan dkt si Tinaly enggo kessa istilah cinta i ruapken kalak i

Mersakit mpiah mo Inang si Cuan, i periksaken si Cuan mo mi Dokter, nai iberre Dokter mo Resep obat naing si tokoren si Cuan, tapi kade i baing si Cuan karina harta silotna enggo habis perobaten inang si Cuan.

Karna rasa ngkelleng mer inang, tubuh  rsura-sura jahat i pemikiren si Cuan, berngin ni laus mo si Cuan mi sapo si Tinaly, ibongkar si Cuan mo sapo si Tinaly i tarap dapur, karna si Cuan hafal mate ngo seluk beluk sapo si Tinaly. Berhasil mo si Cuan masuk mi bagas, iantusi kene mo Bapa si Cuan Toke Mbelgah igelari Toke Cina, i tangko si cuan mo kepeng isi buena RP. 2.000.000.
Bernginken ni langsung mo i tokor si Cuan obat ni inang nen, tapi apa boleh buat Tuhan berkehendak lain, Inang nen menghembuskan nafas terakhir. Langsung i kerpi si Cuan Bangke ni Inang nen sambil nderu-nderu tangis milangi, hampir karina kalak si melayat mi rumah duka merehrehen eluhna  memengge tangis milangi si Cuan en.

Barembenkenna ribut mo i sapo si Tinaly terbetoh mbalang kepeng, akhirna i aduken mo mi Polisi.

Imo pana muna jelma oda biasa menangko, tangis nderu-deru mo si Cuan mi bangke Inang nen, “ Nange ...... kasa itadingken ko aku, sampe kutangko ngo kepeng ndeba lako menebus tambarmu, tapi tong i tadingken kono aku Nange, aloi mo aku sikali nai Nange “ bagimo tangis milangi si Cuan oda sadar i bilang-bilangken deket kepeng tinangkona.

I rimang-rimangi kalak mo tangis milangi si Cuan en, terbegge mo soh mo mi Bapa si Tinaly, akibatna si Cuan i tangkup Polisi janah ipemasuk i tahanen Polisi.

Berkali-kali si Tinaly mingdo mengelek mi bapana asa i maafken si Cuan, asa i tarik pengaduen ni i Kantor polisi nai, tapi Bapa si Tinaly oda mengabulken, si Cuan Pendaus i kenah i hukum penjara, dok Bapa si Tinaly.

Enggo piga-piga kali si Tinaly besuk mi Tahanan Polisi lako menengen si Cuan, tapi si Cuan oda ngget pesimbak, janah taba ise pe oda ngget ia pesimbak  termasuk dengan-denganna sada sikola.

I sidang Pengadilan, ihadiri si Tinaly ngo persidangen si Cuan en.

Hakim : apakah benar Saudara mengambil uang Saksi Korban (Bapa Tinaly)
Cuan : Benar Pak Hakim
Hakim : kenapa anda mencuri
Cuan : Menebus resep obat ibu saya Pak Hakim.
Hakim : kenapa rumah yang anda tuju harus di rumah saksi Korban (Bapa Tinaly)
Cuan : Saya memilih Rumah Tinaly karna Tinaly itu adalah pacar saya Pak Hakim.
Hakim : kenapa harus mencuri, kenapa tidak minta dari Tinaly saja.
Cuan : Prinsip hidup saya Pak Hakim,  meskipun miskin pantang bagi saya untuk mengemis, saya lebih bangga Mencuri daripada mengemis, untuk itu Hukumlah saya sesuai dengan kesalahan saya Pak Hakim.
Hakim : apakah adalagi keterangan yang ingin anda tambahkan ?
Cuan : Tinaly .... maafkan aku, biarlah kutebus kesalahan ini dengan hukum penjara, sampaikan Maafku sama Puhun dan Nampuhun, mulai saat ini anggaplah aku tak pernah ada.

Teridah kaltu abe si Tinaly tereluh, tapi anehna ia mengkupul tanganna, “  Komo Cuan Pilihenku, aku bangga bamu Tampuk pusuh-pusuhku, Ko oda jadi Pengemis tapi Jadi Pejuang tengah-tengah keluargamu, seggen pe kenah kono jadi Pejuangku i kenggeluhenku “, bagimo i bages ukur si Tinaly.

Tangis tereluh si Tinaly mulak mi sapono sambil kiranai sendiri, “ Mi delleng aku co ......, mi kepar aku coooo ....... sirang kita coo....”  nina tapi oda ise ne kialoi, karna biasana si Cuan ngo kessa kibetoh jawabni.

Akibat perbuaten si Cuan menangko kepeng, Pengadilan menghukum si Cuan 6 bulan penjara, karna ia i tahan i penjara oda mo boi ne ia menerusken sikolana.

Hampir tiap berngin si Tinaly susah meddem, pukpuk dak bayangen si Cuan teridah i angan-anganna, sipata sampe takuak manuk baru asa boi medem sigejab.
I sada berngin pas malam minggu, i buat si Tinaly mo foto, foto si Cuan memeluk Tinaly berseragam baju SMA, sambil i nelneli si Tinaly gambar nen iseat ia tanganna pake silet sampe merdaroh, i dilat ia daroh nen sambil mersumpah .

CUAN TAMPUK PUSUHKU ....
MPIAH PE SITAHANENMU I PENJARA LEBIH MPIAH NGO SITAHNENKU, AKU MERSUMPAH MERKITEKEN DAROHKEN, SOH SEGGEN ODA PERNAH AKU MENJALO KATA DAHOLI SEDEBAN, KUPEMA PIKIROHMU BAGENDARI, KADUAN MANANG SOH SEGGEN, KELLENG UKURKU PELIN BAMU KESSA KONCO NGKU CUAN , TUHAN MEMEGE SUMPAH KEN, bagimo sumpah Tinaly.

Selama si Cuan i penjara berkali-kali ngo roh si Tinaly lako besuk tapi sikali poda pernah ngget si Cuan kisimbakisa, mulak-mulak mbalging si Tinaly, tapi anehna rasa ngkelleng si Tinaly oda pernah surut malahen tambah menggebu-gebu.
Enggo kessa si Cuan keluar i penjara nai, oda si Cuan mulak mi sapona, tapi langsung ia mi jumana karna kebetulan juma si Cuan ndaoh kan kuta nai, enggo kessa nggelep ari mulak si Cuan mi sapona, i idah mo sapona tambah rebok naing mbulak, teridah kotor kalohon janah mbue menci lojang-lojang.

Ipepulung si Cuan mo baju-bajuna, ijajah SD dkt SMPna, foto-foto, deket karina surat-suratna, i bungkus i bagas mandar baru i pemasuk mi tas-tas kresek, maklum mo ke Koper kalak en poda lot ala mpersukna.

Pas i Simpang Salak Sidikalang i, ipema-pema ia Motor (Angkutan Bus Umum) tapi kumara enggo berngin oda lot ne Motor, tapi lot isi sada Mobil sedang kempes banna, jadi i jolmiti ia, sambil i kuso si Cuan, “ Kempes Puhun “ nina, “ ue enggo cecal en padahal naing ndor mi Medan baremben lot urusen “ nina. “Niang kene Puhun ku buka ban ni “nina, jadi ibuka si Cuan ban nen, i ganti dekket ban serap, maklum biasa si Cuan kenek-kenek motor sudaco i Sidikalang sambil sikola, jadi agak mengantusi tentang mengganti ban mobil.

Enggo Puhun nina si Cuan, “ naing mike ko “ dok sidasa mobil en, “ naing mi Medan Puhun”, ooo muna bagi rebbakken kita asa lot dengan kiranai i Mobil en. I perdalanen cerita mo si Cuan tentang kehidupan pribadina hingga ia i Penjara, tapi sidasa mobil en oda menganggap si Cuan sebagai penangko malahen sebagai anak yang hebat.
Muna ngget ko karejo i Medan, mbue dengan-denganku orang kapal, nahan i Belawan ku kusoi pe, nina toko senangna si Cuan.

Si Tinaly laus besuk mi penjara, tapi ia tersengget, menurut Sipir Penjara si Cuan bari enggo bebas, langsung si Tinaly mulak janah laus ia mendahi  sapo si Cuan, i buka si Tinaly sapo si Cuan karna oda terkonci, i tulusi si Tinali sambil tenggo-tenggo mi si Cuan tapi  oda lot jelma i sapo i, hanya selembar surat kessa isi dapat si Tinaly.

Tinaly tampuk pusuhku ............

Kuberre bamu sapo ngken, jaga da Impal, merumpak-rumpak pe sapo en tapi maharga kalohon bangku en, Sertifikat tanoh en kuboniken i teruh belagen i, buat da Cooo janah simpan, aku laus mi kuta sindaoh.
Mi delleng aku coooo .....
Mi Kepar aku coooo ....
Sirang kita coo.....
Peluk dan ciumku bamu Sayang
CUAN BERUTU
Bagimo surat si Cuan i tadingken, janah i buat si Tinaly mo Sertifikat nen i boniken ie isapona.

I terima  mo si Cuan i Kapal Minyak karejo sebagai tukang sapu-sapu kapal, berlayar mo Kapal kalak en i Belawan nai janah menyinggahi beberapa Pelabuhan jadi akhirna soh mi Balikpapan Kaltim selanjutnya mi Bontang Kaltim suatu daerah penghasil minyak terbesar di Kaltim.

Karna i perdalanen si Cuan sering mutah-utah, mabuk kapal karna i goncang gelombang laut, akibatna i tadingken mo si Cuan i Bontang luntang-lantung.
Enggo mbue i lamar si Cuan sada poda menerima, hampir ia putus asa, tapi nasib masih memihaknya, lot sada Perusahan menerima si Cuan  karejo sebagai buruh kasar i Perusahan Minyak milik kalak Amerika. Karejo si Cuan bagian mekanik, mulai-mulai mo si Cuan belajar tentang mesin-mesin, mulai mesin alat-alat berat hingga mesin Rig alat bor explorasi minyak.

Kepala-Kepala kerja i mecanik en karina kalak Bule, jadi kumara oda ngo mahir si Cuan mer bahasa Inggris buenmo pake bahasa isyarat, lako menuruh-nuruh si Cuan manang memuat marang kade.

Lot kelebihen si Cuan ibagas karejo, ia karejo ulet, rapi dan pembersih, muna mi kalak Barat oda penting ijajah tapi yang terpenting bisa karejo.

Si Cuan en, enggo kessa habis jam kerja denganna enggo mulak karina ia oda deng mulak, ia pasti taip ari kerja perpodi mulak, karina peralatan mekanik bage tang, kunci-kunci, baut-baut si merlapu-lapu oli i sikat atau i gundar ia mbersih pake minyak, baru isusun rapi, i pisahken ia suku cadang si boi deng i pakke, agak rusak, baru yang afkiran, tapi isusun rapi mbersih karina.

Mulai  ia karejo bengkel Perusahaan minyak en terindah tertata rapi janah mbersih, mudah mencari spare part barang, karina mende isusun ia.

Bingung janah kagum kalak Bule bos nen mendahi ia, enggo mbue dengan si Cuan i PHK tapi si Cuan tetap i pertahankan, muna kalak mengido lembur oda i berre bosna, tapi si Cuan malahan isuruh bosna kalak Amerika en lembur, akibatna kepeng si Cuan lumayan mbue.

Enggo kessa 8 bulan si Cuan karejo, si Bule bos nen semakin tertarik, enggo kessa habis kerja si Cuan nggati i tenggoi mi sapo bos nen, gabung mo si Cuan deket kalak-kalak Bule en, kadang i ajari mo nama-nama spare part dan fungsinya, karna Bule tiap hari berkomunikasi deket si Cuan pake Bahasa Inggris ndekah-ni ndekahna si Cuan mulai pande Bahasa Inggris.

Karna si Cuan punya keinginan maju, janah ia tergolong anak cerdas, habis karejo mengikuti Kursus-kursus Bahasa Inggris ia di Bontang, dalam waktu 1,5 tahun ia enggo fasih merkata Inggris.

Karna kekagumen si Bule en mendahisa, akhirnya bos nen menguslkan asa si Cuan i sekolahkan, jadi ikirim mo si Cuan mi California sekolah i bidang perminyakan atas tanggungan Perusahaan.

Enggo kessa 4 tahun kuliah di California, si Cuan lulus, mulak mia mi Indonesia, tapi karna masa kontrak Perusahaan Amerika i Bontang enggo berakhir, si Cuan menjadi Konsultan Perminyakan di Jakarta gabung deket dengan-denganna kalak Bule.
Si Cuan jadi berubah dalam segala hal, waktu i California ia, i robah ia bentuk abena mi Dokter Kecantikan, i baing ia hidungna jadi mancung, wah tuhu-tuhu nidok kalak Bule, apalagi perawaken manang body baen memang kalak mbelgah janah nggedang alias tinggi.

Muna sekilas ni tengen oda lot ne mengosih abena masa kedek-kedek deng, bagendari ia merkaca mata, hidung mancung, memang penampilan 100 % berbeda, benar-benar eksekutif muda yang bonafide, gelarna pe enggo itambahi ode ne kessa CUAN tapi JOHN CUAN dengan panggilan Mr. John.

I Jakrata si Cuan menokor sapo mbelgah dengan aksesoris ala America lengkap kolam renang, ia pe membuka berbagai usaha, janah mbue enggo kantor-kantor unit usaha baen.

Sada berngin toko ntedohna mi si Tinaly, karna mi luar negeri pe si Cuan en, muna i ukurna tong halletna arnia si Tinaly, mbue pe beru kalak Bule bagak-bagak, beru per jakarta tapi muna tampuk pusuhna tong si Tinaly.

Barembenkenna i berangkatken ia mo sada daberu anak buahna mi Sidikalang spesial mencari informasi si Tinaly, laus mo anak buahnen mi kuta si Cuan, akhirna dapet mo sapo si Tinaly, pesimbak mia deket Bapa si Tinaly enggo mersakit-sakit, oda ne jadi Tokke Cina. Mengaku mo daberru en dengan sakuliah si Tinaly akibatna terbetoh mo si Tinaly lulus kan Fak Ekonomi USU nai, bagendari di Jakarta, janah i berre mo nomor HP si Tinaly.

Enggo kessa i Jakarta i tulusi anak buahnenmo si Tinaly, berpura-pura mo daberu en Sales dari sada perusahaan, kiranai mo deket si Tinaly. Tinaly ideng i PHK i sada Perusahan nai, jadi statusna pengangguran.

I petuduh anak buahnenmo foto si Tinaly sini rekamna secar sembunyi-sembunyi mi si Cuan bosna en, langsung i masukken ia mi Lactopna, i nelneli si Cuan, wah tambah bagak hallet ken katena.

Enggo kessa tellu ari, laus nola mo misi anak buah si Cuan, “ Mbak kan Sarjana Ekonomi, oh ya mbak ada temanku punya perushaan Trevel besar sekali, dengar-dengar masih cari tenaga kerja “, nina menawarkan,  “ oh ya dimana alamatnya “  tanya Tinaly, “ besok bisa ku antar, buat aja lamarannya ke sini “  nina sambil memere kartu nama, “ oh makasih ya Mabak besok kita kesana “ dok Tinaly bege si lolo.

Barembenkenna, ijemput mo si Tinaly kan bekas kost-kost na nai, bingung si Tinaly daberu en Sales tapi koq pake mobil mewah kate si Tinaly, ndak apa-apalah asal boi karejo kate Tinaly mumpung orang berhati baik.

Isi imasukken si Tinaly lamaren nen, langsung ia diterima tanpa wawancara, tanpa lamaran nen i seleksi, janah anehnya i perintahken kerja barembenkenna..

Barembenkenna mulai mo si Tinaly karejo, Tinaly langsung i angkat jadi Pimpinan i perusahaan Trevel i, ia  mendapat ruang kerja pimpinan semua serba mewah, janah i berre sada sapo juga mewah, lengkap deket mobil dan supir pribadinya.
Si Tinaly oda percaya i karina i, pasti lot masud jahat kalak en, katena tapi oda pella i permasalahken ia atas fasilitas mewah sini dapetken nen.
Tinaly tambah bingung ketika Pegawai Trevel en memere  kepeng RP. 2.000.000. Uang apa ini tanya Tinaly, ooo sekedar bayar utang atas ongkos-ongkos Mbak datang kemari nina, utang kade bagimo i pikiren si Tinaly. Si Tinaly sering tersengget muna mengge kata 2 juta, setiap lot kalimat dua juta pasti simpusta raut wajahna berubah, seketika langsung terenget ia mi si Cuan gara-gara kepeng 2 juta ia harus i penjara.

Tinaly bagendari tinggal di rumah mewah, lengkap fasilitas, selama 6 bulan ia karejo, i manage atau memimpin Perusahaan en dengan baik dan memang benar-benar sangat maju dan menghasilken dividen perusahan yang membanggakan.
Suatu saat roh perintah kan Kantor Pusat kalak en sehubungan dengan mau tutup tahun, asa karina unit-unit usaha memberikan laporan keuangan mi Direktur Utama di Kantor Pusat.
Enggo 7 bulan si Tinaly karejo i Perusahaan i tapi ideng ngia pernah mi Kantor Pusat ni, janah sama sekali oda deng i tandai si Tinaly ise Dirutna.

Enggo mo hadir karina Pimpinan Unit-Unit Usaha, sada persada memberi laporan kuanganna, tiba mo giliran si Tinaly memaing laopran pertanggung jawaban,  oda kumerdep si Cuan menilik si Tinaly, terenget ia masa-masa kalak i merhallet i kuta, makin bagak halletku ade kate si Cuan, tapi ia tetap menjaga wibawana sebagi Big Bos, jadi emosi dkt rasa ntedohna tong itahanken ia.
Sidung i jakaken si Tinaly  si Big Bos Cuan yang berganti nama menjadi Mr. John oda sadar  tepuk tangan, akibatnya karina jadi heran, termasuk Tinaly mengkuso-kuso i ukurna “ ada yang salah kah atas laporan ku ini ?”

Sama sekali Tinaly oda ne kitandai hallet ni karna dalam segala hal enggo merubah, lebih-lebih dalam penampilan dan gaya bicara enggo kebarat-baraten, menggunakan dasi.
Selesai acara langsung Big Bos masuk ke ruang Dirut, tiba-tiba lot anak buah si Tinaly mendok, Mbak Tinaly di panggil ke ruang Pak Dirut, mbukbak pusuh si Tinaly langsung ia masuk mi ruang Dirutna i.
Silahkan duduk.
Dirut : tau kah anda dalam laporan Keuangan anda ada  tadi setelah saya rekap kembali ternyata ada  selisih uang sebesar dua juta rupaih, memegge kata dua juta i kembali ia trauma,
Tinaly : setahu saya tidak ada Pak Dirut, tapi jika itu ada saya bertanggung jawab, bahkan saya siap di Penjara ?
Dirut : Kenapa anda mau ke Penjara gara-gara 2 juta ?
Tinaly : Maaf pak Dirut, itu prinsip saya dan mohon Pak Dirut tak lagi menyebut kata dua juta (sebenarnya Cuan dkt Tinaly saat i bayangen kalak en sidua dos imo  tragedi uang dua juta mengakibatken si Cuan dipenjara).
Dirut : ok sekarang anda ikut saya.

Si Big Bos keluar dari ruangannya diikuti si Tinaly, tapi si Dirut keluar gedung dan membuka mobilnya, karna si Tinaly anak buah terpaksa mo kaltu mengekut masuk, meluncur mo kalak en mi sada restoran mewah.
Kita makan dulu, habis makan baru kita bahas kembali, mangan mo kalak en tapi dua-duana sipsip nidok takengkeng, akhirna si Dirut buka bicara.

Dirut : Ok saya maafkan perbuatan anda, asal anda memaui kehendak saya ?
Tinaly : apa maksudnya pak ?
Dirut : Anda harus mau jadi pacar saya, dan akan saya jadikan sebagai istri saya untuk mengelola perushaan saya.
Tinaly : Maaf pak, dengan sangat menyesal dan terpaksa saya menolak permintaan bapak.
Dirut : Kenapa, apa saya kurang sopan, apa saya tidak gagah, apa saya penjahat ?
Tinaly : Maaf Pak, jika itu kehendak Bapak lebih baik saya mengundurkan diri dari Perusahaan Bapak, saya tidak akan pernah menikah dengan siapapun selain dengan seseorang yang saya cintai, itu sumpah cinta saya.
Dirut : boleh anda ceritakan sekilas tentang sumpah cinta anda itu ?
Tinaly : Kekasihku dulu dipenjara gara-gara mencuri uang dua juta, aku bersumpah dengan meminum darah saya sendiri, bahwa saya tidak akan pernah mencintai orang lain selain dia, itu sumpahku, ini buktinya bekas sayatan silet di tangan saya, sambil menunjukkan bekasnya sama Pak Dirut.
Dirut : Bagaimana kalau ia tak pernah kembali lagi ?
Tinaly : sesuai sumpahku aku tak pernah kawin dengan siapapun untuk selamanya.
Dirut : Bagaimana jika anda ketemu dan dia tak mau lagi dengan anda.
Tinaly : Itu tak mungkin, pacarku sangat setia, saya yakin itu, dia cinta saya sebagaimana saya mencintainya.
Dirut : Ok, saya hargai pendapat anda, tapi saya sangat tersinggung, untuk itu besok anda menemui saya sekaligus bawa surat pengunduran diri anda.
Tinaly : Pekerjaan ini sangat berharga bagi saya, tapi demi cinta saya, besok pagi saya mengundurkan diri.

Mulak mo kalak en sidua, si Tinaly mulak mi sapo mewah sini sediaken Perusahaan en bana, i peneppi mo karina pakenna sambil merurusen eluhna, oooo ale nasib daging,  baremben mulak mo diri jadi jelma mampar-ampar, tading i kost-kostan merdesak-desak, bage simernipi kuakap karina en, sigejab mahangga barembenkkenna jadi karse, karina mbalang, tapi aku oda menyesal demi Ngkellengku bamu Cuan,  katena kaltu.

Sekitar Jam 10 Tinaly menuktuk ruang Dirut, Dirut mempersilahkan masuk dan duduk, si Cuan kundul sambil menengen-nengen foto merbingkai, karna kalak en pedempak-dempak oda ibetoh si Tinaly foto kade sini nelnelen ni.

Dirut : Apa anda sudah pada keputusan anda untuk mengundurkan diri ?
Tinaly : sudah pak, ini Surat Pengunduran diri saya.
Dirut : menyodorkan 2 juta uang.
Tinaly : uang apa ini pak ?
Dirut : Sebelum anda keluar dari Perusahaan ini lebih dahulu anda mengembalikan selisih uang yang dua juta itu dengan uang ini. (mulak merdebuk pusuh Tinaly kibegge dua juta).
Tunggu sebentar nina  Dirut, masuk si Dirut mi ruang sebelah sambil i monitor ia si Tinaly dari ruang sebelah lewat CCTV.

Karna ndekah Dirut asa roh, i balikken si Tinaly mo Foto si ni jolona merbingkai i, i idah mo fotona deket si Cuan, merdeggar pendurungenna, inelnelli oda percaya ia, tubuh merbage-bage i sura-surana, mungkin ngo ndia Dirut en si Cuan ? ah oda mungkin sama sekali oda mirip, egung Dirut en mancung sedang si Cuan oda mancung, tapi  kasa boi isen foto nami en katena, pokokna merbage-bage bayangenna campur menggirgir. Oda sadar si Tinaly karina gerak-gerikna i monitor si Cuan kan ruang sebelah lewat CCTV, teridah mo si Tinaly keke kundul bage sukmelaput, kessahna mbelgah-mbelgah, janah mukupen nangpe iruangan ber AC.

Akhirnya Dirut masuk kembali, langsung kundul i kursina janah memutar-mutar mos leptopna.

Tinaly : Darimana Bapak dapat Foto ini ?
Dirut : apakah anda mengenal siapa di foto itu, sebelum kami menggunakan  kantor ini foto itu sudah ada, saya tidak tau siapa pemiliknya.

Oda sadar foto i ipeluk si Tinaly sambil tangis janah ruap mo sora si Tinaly menggirgir :

Tinaly : Mi delleng aku cooo .....
Dirut : oda sadar mendok “ engket aku “

Langsung cender si Tinali janah i nelneli bos nen
Tinaly : Mi Kepar aku coooo ...
Dirut : Engket ma aku

Makin i nelneli sambil ia merdalan menjolmiti bos nen tanpa meperdulikan lagi ia adalah Dirut atau Big Bosnya

Tinaly : Bage si mersurak “ Sirang kita Cooo “
Dirut : I peggang ma sorana bage mersurak “ oda ngget aku “

Secara spontan Tinaly menenggoi  CUAAAAAAN .................
Si Cuan langsung mengaloi : TINALYYYYY .........................

Tinaly lojang mendahi si Cuan, CUAN SIMERJAKAT, CUAN TAMPUK PUSUHKU ....
Menter i Peluk si Cuan mo si Tinaly, sambil i sanggohi, ndekkah kalak en pekerpi mersianggohen pepelum ntedoh.

Tinaly : Kasa aku i permainken ko dengan cara en karina ? Kasa i siksa ko aku Cuan si Maholi ?
Cuan : KODOK ODA NE KO CINTA, KEPPE CINTAMU TONG PAKKET

Tamat

Identitas Penulis :

Tempat Tinggal : Kota Tarakan Kalimantan Timur
Kuta asal : Singgabur Pakpak Bharat.

Catatan :
1.    Cerita ini adalah fiktif, jika ada kesesuaian nama, tempat dan kejadian itu hanya faktor kebetulan.
2.    Cerita ini digambarkan bagaimana seorang Pakpak berjuang untuk menjadi orang sukses, berkarakter sebagai Pejuang bukan Pengemis, mudah-mudahan cerita ini mampu menumbuhkan motivasi bagi angkatan muda Pakpak untuk belajar, berkarya dengan bekerja keras hingga mencapai tujuan.
3.    Jika ada media cetak yang ingin menerbitkan tulisan ini harus atas seijin penulis.
 

Cerpen Pakpak : KEADAAN INGO MENEMPA AKU JADI PENDAUS

  Oleh : Wasdin Sudiarma Berutu, SH


 " Cerita Cinta Kalak  Pakpak "
Inang dukakku bekas korbanku.

( Karna keadaan menempa si Ordy menjadi jelma pendaus, Bapa deket Inangna mate waktu ia kedek-kedek, penglakona berubah menjadi pendaus, turangna daberu tobing  menjadi motivasi lako  berusaha, si Carina mantan korban rampokenna menjadi inang dukakna, cerita en sedih, boi gambaren mendahi para pembaca asa unang  mpis mata menengen jelma sincor, baca kene selengkapna)

Puncani pengakapen  berumen Nangeee,ooo Bapangku  i tadingken kene   aku deket turangken ,,,,
Enggo keppe kami en tading melumang nengeee,  ise mo nahan mejaga kami, ise mo nahan merre kami mangan ,,,, berru nideba mangan lot inangna kusulangi, muna bergohen lot inangna mencabingi, muna udanen lot inangna kitudungi, keppe kami nange piak-piak mada merbapa mada merinang ...
Ndungo ko Pa,,,, ndongo ko Nangeeeee ,,,,, begge tangis berumen, oda tertahanken kami ne sindanggel en nange .... uuuuuuuu uuuuuu , bagimo dak ibilang-bilangken si Lince mi bangke bapana deket inangna sambil sipata i kerpi turangna si Ordy.

Nangpe oda bage merbuah sora tangis milangi si Lince en tapi mengantusi ngo jelma si melayat i   kade sini bilang-bilangken si Lince en. Sada kalak jelma poda lot isi mak merurusen eluhna daberru manang daholi, menyentuh iakap deba tangis milangi dukak sinitadingken nen.
Bagimo deru-deru si Lince deket si Ordy turangnen waktu i pemasuk Peti  Jenajah en mi kuburen sebagai tempat peristirahatenna terakhir, toko meluina beggen tangis kalak en, roh keluargana i tatah kalak en mulak mi bagesna.

Pas  si Lince SMA Klas  I, turangna si Ordy kelas III SMP mate Bapan deket Inangna karna ndabuh motor sinitumpangi partuanen mi luhung, lot 6 kalak penumpang meninggal janah 8 kalak masuk Rumah Sakit dalam keadaan Kritis.

Si ORDY deket si LINCE peturang-turang en margana PADANG tading kalak en i Kuta  Jambu Pakpak Bharat, Bapanen kin karejona mertani, lotngo dua nterpuk Kebun Kopi kalak en, tapi Inangna Guru SD beru Tumangger.

Silebih sedihna deng si Lince en tubuh cacat ia tobing bibirna, tapi nang pe ia tobing oda pella mparah kalon, isa perdagingenna tong bage manusia normal, muna i persikolanna pande kaloho ngia, tapi muna si Ordy tubuh normal janah toko maholina, mbelgah dagingna, nggeddang kalakna.
Ala maseh janah kelleng ate si Ordy mi turangnen karna tobing , idokken ia
Ordy : kono turang kennah ko sikola, kenah ko tamat sikola SMA, bakune pe kenah tamat ko turang.
Lince : komo sikola turang, aku mengula juma, komo sikola.
Ordy : kenah kongo turang, unang alo ranangki da ?????
Mungkin kerna akibat kinipersah merubah  penglako si Ordy, itikki nggeluh partuana en mo anak-anak siburjuna i kuta i, tapi kesanai  meninggal Bapa deket Inangna jadi jelma jengeng ia.

Nggati kalon baen bage japang-japang merubati deket dengan-denganna,  apalagi daging baen toko mbelgahna jadi i kuta  Jambu nai soh mi salak i segani ngo baen mi dengan-dengan sebayana.
Lot 3 kali mertenju baen bana daholi idates umurna gara-gara i rehe-rehe deba turangna ala tobing i, asal lot ise kirehe turangnen piga pe gomisna pasti i i tenju baen, janah i tenjui alonen pe ia bage oda iakapken baen.

Nggati dak tangis si Lince muna i idah turangni mbesar abena habis mertenju, janah i betoh si Lince ngo turangnen mertenju ala dirina i rehe-rehe kalak.
Lince : unang dak alo kalak turang muna i rehe deba diri, tobingkin ngo diri tubuh bakune nola bakinen, beli bagi maseh naingoko etongen mbessar karine daging men.
Ordy : Muna nggeluh deng aku unang i cuba-cuba i rehe-rehe ko, en nibar tenju-tenju denga tapi muna enggo  nahan soh mi tukul-tukulku  tereluh  golok i gupakken, oda masalah masuk  penjara.
Lince : unang ko bagi turang, belli bagi, oda pelle bakune atengku i rehe kalak pe aku
Bagimo dak i pedahi si Lince turang nen.
6 bulan enggo kessa mate partuana oda ne ia ngget sikola, tiap ari karejonen mengula juma kopina, berngin menum-menum pola. Piga kali dak i elek-elek si Lince turang nen asa sikola tapi oda nggetna ne sikola.
Ndekkah-nindekahna makin oda terkontrol penglako baen, enggo ngget ia menangko-menangko. Sipata kopi ndeba i pupui, sipata bendar deba i bentas, si pata manuk ndeba i deaken, muna enggo kessa lot kepeng tinangko nen menter laus ngen mi Salak menum-menum pola, isa nggati baen meddem i pigir dalan mutah-utah polan.

I bettoh perkuta ingo dak ia ngget mendaus kopi, cina, manuk ndeba karna pernah terdapet, tapi oda pella i aduken deba mi polisi ala ienget deba Bapana kin arnia toko burjuna.
Nggati dak puhunna memedahi ia, unang ko dak bere nceda ulah-ulahmu, enggo mbue perkuta en dak mengranaken kono nggetko muat barang-barang ndeba, mela diri kibegge, unang nenge da, idah mo turang mi toko burjuna, nina. Tapi jujur baen mengaloi oda pelot kepeng ndiri kade nola ni baing, yah terpaksa menangko, nina kialoi Puhun nen.

Karina sitangkona muna i kusoi deba iakkui karina oda i perso ia, isa muna i kuta i gelari dengan-denganna ia  “ Pendaus Jujur “. Idokken deba jujur karna muna i kuso si kembalangen i lot i tangko ko manukku nina, oda i perso ia aku menangko nina, isa enggo piga-piga kali i leppuk deba, itenju, isipak tapi oda isarihken, tapi oda pernah ma i alo ia muna i tenju si kembalangen i ia.

Si Ordy en enggo bessur i pkpkki manang i lutak  deba, sipata ngget 4 kalak ki rame-rameken ia i keroyok menghantam ia karna menangko, tong oda isarihken, isa idoken deba baen lot kajimat manang kinanggurenna padahal baen memang dasar jelma tahan pukul.

Anehna mbue pe ki keroyok ia kitenjui ia muna ala menangko oda i alo ia i mungkin i bettoh dirina salah, tapi muna i rehe deba turangna, sompar baer i hantam karina si mengrehe i sambe merbudulen abena bage si gila ngo en muna sanga ia tersinggung, oda tanggung lagana janah gegohna.

Enggo kessa turang nen tamat SMA engo senang kalon i akap si Ordy, laus ia mersodip ikuburen partuana “ enggo  tamat SMA Pa nange berumu,turangku si Lince, memasu-masu tendi Pa banami asa jadi jelma  kami seggen, bagimo sodip baen sinderang jiarah ia.

 Sada ketika  i betoh ia mulak merdea kemenjen Puhunna, menter enggo i kora-kora ia, lot enggo surat i bahan. Berngin-berngin i tangko mo kepeng Puhunen, buena  2 juta rupiah. Oda karina i buat kepeng Puhun nen padahal karina kepeng i lebih 8 juta.

Habis i tangko berngin-berngin laus ia mi kuburen Bapa deket Inangna, mersodip ia “ Bapa Nange, kutangko kepeng Puhun naing ongkosku mengranto, memasu-masu tendi nde asa jadi jelma aku i pengranton , i jaga tendi ndene Pa Nenge turangku i kuta en unang i rehe deba ia “ bagimo sodipna i kuburen bapa dkt inangna lako berkat ia.

Enggo kin keppe i pepulung karina abit-abitna, ipemasuk mi tas, laus ia merdalan neneh mi dalan salak.  Tapi karna enggo mbages berngin oda lot motor ne lewat, medem ia i sapo-sapo juma ndeba barembenkenna berkat mia mi Medan langsung naik bis mi Jakarta.
Baremben kenna lojang Nampuhunna Naronci mendahi Puhunna Paronci i kedde bekasna biasa menum kopi .
“ Mulak ko lebbe Paronci, enggo mbalang tokor kemenjen bari, en pasti ulah-ulah si Ordy Pendaus i dok Naronci mi Paronci sambil menarik tangan Bapa dukaknen i kedde i nai.

I idah Pa Ronci mo tuhu mbalang kepengnen 2  juta, isiahi Paronci lamari nen, teridah lot surat isi,
Iajaka ia surat en :
Mendahi : Puhunku
Puhun kutangko kepengmu 2 juta, naing aku mengranto, seggen muna kasea  aku kugarar mulak kepengmi, jaga puhun Turangku si Lince, kuserahken bamu ia da, sidekah nen Impalku si Ronci ngo akrabna i kuta en, tolong puhun bagahken misi Ronci asa i jaga turangki, unang i rehe-rehe deba ia. Tangiangken aku puhun.
Sikali nai kupengido, jaga turangki karna beru ni turangmu ngo i daroh dagingmu tih Puhun.
Ndekah ko nggeluh Puhun Nampuhun
Ordy Padang.
Bagimo surat nen, termenung Puhun nen menjaka tapi bage si tercerm lolo, tambah ngutnguten Naronci.
Naronci : Enggo pana gila ko Paronci, kepengmu mbalang menjakai surat nola ko isi, bage si tertaba nola ko, tulusi ndor si Ordy, lutak nahan i muna enggo roh misen.
Paronci : Sip babah mi Naronci, sikali nai kudokken Sip Babah mi ( meneggak), si Ordy menangko kepeng i bakune pana, en suratna, oda aku kembalangen i betoh ko Naronci ? dukak turangku i da uanang cian matamu ala tading melumang i berengki, oda bagi pikilako ni tikanni waktu nggeluh kalak silih arnia, keadaan memaing i jadi jengeng, nina menjenger  bage mata jelma  seluken.’
OOOO ngaele Ordy kasa kenah i tangko ko, bagi mende pengido pasti kuberre, tapi bagipe bere sai tekka ko i pasu-pasu Tuhan jadi jelma ko i pengranton i nina, sambil tereluh.
I jaka si Ronci surat impal nen, terharu ia, sidekah nen aku ngo  akrab si Lince, kuenget pe pesanmi Impal, percaya moko si Lince kenah kujaga, bagimo i pikirin si Ronci bage simerjanji ia mi dirina sendiri.
Enggo kessa tamat si Lince oda mo boi ne ia melanjutken kuliah, mengula mia mi jumana, sedangken si Ronci pe oda ma ia melanjut ala oda lulus tes mi Perguruan Tinggi Negeri.
Mulai isen nai jadi isapo si Lince mo gabe perpedemen simerbaju, tiap berngin rame isi roh pertandang, mergitar-gitar. Muna si Lince lemmo etongen ndeba bana ia ngkasting kalohon, muna lot ulaen ndeba menter iango si lejja-lejje misi, janah ia oda ngget tampil mi jolo en ibetoh ia pana dirina kurang sempurna manang tobing, jadi petaruh lae, menuci piring pokokna ulan-ulan si mberatna i pesta-pesta i kuta i pasti ia kitangani, lebih-lebih ia jelma perbersih-bersih.
Sada ketika pernah roh anak perana per Salak cibon-cobon 4 kalak, nai i rehe kalak enmo si Lince, bage i taba-tabai, menter roh si Ronci i alenggi golok i dapur si Lince nai, “ oda pana iajar Inang dekat bapamu babahmoi  bodat, biang ....  i rehe-rehe ke kalak si cacat, muna berani maju sada-sada ko asa  kugupak takal mi “ dok si Ronci, mebttak (pucat)  4 na daholi en i dah golok si Ronci en enggo mebar-ebar, janah abe si Ronci en bage abe si seluken. Eta  Lince tadingken jelam cirabun en, nina mi si Lince iembah si Lince mi sapona.

Si Ronci en mo dakdak menjadi pelindung si Lince muna lot kalak ki rehe-rehe, oda perduli si Ronci daberru manang daholi pasti lawan i.

Pernah sikali roh mi kuta i  pertandang lot 5 kalak sa rombongen, maklum ke kaltu terkenal beru perjambu mberru-mberu, sada kalak en Sarjana gerarna   Bendar Banurea, ia per Medan baen Pengacara i Medan. Mulai ia Mahasiswa  ia dikenal sebagai aktivis mahasiswa, ia aktif di berbagai Organisasi Mahasiswa dan Ormas sidebanna yang berafiliasi terhadap kegiatan sosial, Enggo kessa ia Pengacara  ibentuk ia Organisasi Pakpak bernama Forum Penggerak Ekonomi Masayarakat Pakpak (FPEMP) tong berapiliasi mi kegiatan-kegiatan sosial, memberikan bantuan mi Kalak Pakpak muna lot bencana alam, aktif membela Pakpak muna lot diperlakukan aparat secara sewenang-wenang, mengumpulkan dana dalam dan luar negeri sebanyak-banyaknya untuk disalurkan ke Putra-Putri Pakpak yang tidak mampu tapi berperstasi untuk di beasiswakan.
Nai pas kundul kalak en isapo si Lince mbue simerbaju karna pas libur sikola sambil mersitandean, merkatto-katto, menter mentas mo si Lince tanganna mi terruh tanda kalak merdalan mersintabi. Si Lince en kebiasaenna tunduk janah bage i tutupi abena sitengah asa  unang teridah cacatken katena.
Nai ikusoi Marga Banurea en, berru kade kalak turang i, kasa oda kundul ia isen nina ? menter bage si tertaba kalak en bage taba si mengrehe. Menter roh si Ronci mendok, unang bage si tertaba mengrehe ke da, lot kin ipido ia tubuh  tobing, lot kin ipido ia jadi anak melumangi, aku oda kuakap cocok bagi dok si Ronci.
Roh marga Banurea en, tenggo ke lebbe misen, nina bengap mbue simerbaju en ? lot sada beru Solin agak sombong en, bakune nola selera turang en daberu tobing, katena i ukurna.
Man kade pana tenggon i turang, dok beru Manik, naing mersitanden dok marga Banurea en, menter roh si Ronci kutenggoi  pe turang tapi unang ke mengrehe, bayangken bana dirindene muna ke bage ia, nina janah i tenggoi si Lince i dapurna nai. Oda ngget si Lince tapi ala i elek-elek akhirna engket ia mi jolo, jadi kundul mo ia janah i tutupi cacat nen deket tangan kambirangna pakke mandarna.
I salam Banurea en, ipetandakan dirina, bagima si Lince.
Roh marga banurea en “ turang madeng aku mangan, berre lebbe aku mangan, nina, oda lot kade rorohna turang nina si Lince, gambas i tutung turang, ingo aku si kuculna nina, ue turang asal i pangan kene janah muna oda meronah iakap kene mangan i sapo namien dok si Lince.
Si Banurea en sebenarna ala terharu ngo ia menengen si Lince en sesuai ma mi kegiatanna selama nen biasa membantu kalak sikena bencana, jadi asa lot dalan merre bantuan katena, bengap daholi dengan nen, ideng mangan masak enggo mellehe nola katena, bagima daberu en, kasa mo mengido mangan turang en katena.
Kebetulan si Lince madeng mangan tapi enggo ia mertasak nakan, i giling ia mo cina i campur babang gandera i tutung, i tutung ikan gulamo, kebetulan lot bulung gadong kayu i campur cenur deket rimbang.
I hantarken mo pangan en bana si Banurea, sadasa kesa mangan, kalak en karina oda mangan, toko iakap baen rasana cina deket rorohnen.
Habis mangan sigejab lebbe pema ke isen naing menokor rokok aku nina, laus ia mi mobilna karna merembah mobil ngo baen, i buka i sada Cek tunai nilainya Rp. 10.000.000, merupakan bantuan i organisasi  FPEMP sini ketuai na.
Nai mulak mia, tenggoi ke lebbe turang si Lince ndai nina, i tenggo si Ronci, kundul mo mulak si Lince.
Turang toko merasana roroh mi enggo ndekkah aku mencari roroh bagi en deng asa kupangan, muna biasana enggo kessa kupangan pangan sinikupercinta ukurku menter kenan cinari aku, tapi lot kajimatna kenah berenken luah bana simertasak i, jadi asa kenan cinari aku baremben unang tolak kene turang, janah unang protes ke, muna i tolak ke janah i protes ke terpantang nahan, nina
Jadi en luahku, iberre kepeng tunai 500 ribu deket sada lembar Cek, en kepengen ongkos ndene mi Sidikalang janah asa lot dengan ndene nahan  idengani turangku si Ronci en pe ke, laus ke mi Bank, cairken manang kepengken kene Cek en mi Bank,  nilai cek en 10 juta, nina
Bage si menggirgir si Lince campur mbettak karna oda deng pernah i jemak kepeng 10 juta, naing i tolak ia, menter roh Banurea ne mendok, eee lolo ke oda kenan cinari aku baremben ? nina
Roh si Ronci, jalomo rejekimu ngi, enggo roh suruh-suruhen Tuhan mi sapomen merre kepeng, imo upah jelma si burju, janah jelma sini rehe-rehe  ndeba nina.
Menter i buka si Lince mandarnen oda ne i tutupi cacat ni, tangis ia lias ate turang, enggo rohke bage suruh-suruhen Tuhan i surgo nai mi sapo en merre aku kepeng beru melumang en, kenan cinari moke turang, terberita gerar ndene, ndaoh persakiten, ndekah ke nggeluh, nina menter i jujung kepeng deket cek, sambil  mendok Tuhan ku ... bege sodip beru melumang en, ampeken tanganmu Tuhan mi kalimbubu turangken asa bage sinpercinta ukurna mo jadi, nina sambil tangis.
Oda sadar Marga Banurea en, tangis ia ikerpi si ronci janah i sanggohi.
Enggo kessa mulak pertandang en, tading mo simerbaju en lot waluh kalak, menter kirana mo si Ronci me dengan-denganna “ en mo dahke kaltu, sada senget-senget ngen mendahi kita Pakpak,  kade pe agamanta, karna karina agama mengajarken si mende oda lot mengajarken si meroha, karina jelma si meragama menyembah Tuhan oda ngo sibolis,   tujuanna asa masuk sorga tapi caranta berbeda-beda, jadi ala dosngo kita karina kade pe agamanta katengku unang pis matanta  menengen kalak si Cacat, unang merlea atenta menengen kalak simpogos, kita en i berre Tuhan dagingta sempurna, tapi unang dagingta si sempurna en sijadiken alat lako mengrehe kalak si cacat deket simpogos.
Oda sibettoh tah kade rencana Tuhan nangpe ia tubuh oda sempurna perdagingenna bage kita tapi oda nibetoh nasip jelma seggen ia jadi jelma mberru janah beak, oda sibetoh kade Rencana Tuhan mi si Ordy impalki, nangpe ikuta en ia sidokken Pendaus tah merubah ia jadi jema sitirun janah jelma si beak seggen, muna mbetar dok Tuhan segejab mbettar ngi, muna mbereng dok Tuhan i langsung mbereng ngi, nina ki pedahi dengan-denganna bage rana si tua-tua.
Si Ordy enggo soh i Jakarta menumpang Bis ia kan Medan nai, i Jakarta jadi jelma mampar ampar. Karna oda lot i tandai ia jelma i Jakarta jadi medem-medem ia deket jelma-jelma gelandangen i, enggo kessa saminggu ia i Jakarta habis mo kepeng iba-iba  kepeng siniembahna i kuta nai imo kepeng puhunna sini tangko ni.
Ala dak meddem ia deket kalak gelandangen ndekah-ndekahna asa boi mangan i ekut-ekutken ia mo dengan-denganna kumpulen pencopet. Tapi baen pencopet kelas teri muna enggo cukup mangan i buat koran-koran i galningken ia dirina i bekas-bekas si melenggem i medem ia.
Karna ia kalakna mbelgah, badannya kekar, merjambang, matana bage simbara, kuat lojang muna ijalang deba, muna i asangi deba pantang mundur, kuat mertenju, akibatna i segani dengan-dengana ia komplotan-komplotan copet.
Mbue mo jelma pencopet bergabung deket ia janah baenmo i baing bos kalak i, mulai-mulaimo ia memimpin komploten nen, tapi baen lot sada peraturan i baing mi anakbuahna oda boi mencopet anak cacat, anak-anak dibawah umur, anak sikola simerbaju sergam sikola, deket situa-tua, isa ibaing si ordy en komploten copet ni “ Komlotan Copet Berperasaan “,  Kita memang tukang copet tapi ini karna terpaksa untuk bisa hidup, bukan untuk kaya, kita kerja begini hanya sementara, jadi dalam mencari mangsa harus teliti jangan asal copet, ingat itu nina bage simenggertak mi anak buahnen karina sinderang ia memere perintah.
Tuhu kaltu pernah sikali anggotana mencopet dompet anak sikola, pas i idah ia anak buah nen melakukan aksi copetna, enggo kessa berngin-berngin i gudang kosong biasana kalak en merpulung, habis anak buahnen i pekpekki.
Lot kelebihan baen mi anggotana oda ia ngget ki buat bagianna melebihi hakna sebagai bos, asal lot sada anggota dapetten mencopet enggo kessa i buat bagian si mencopet 10 % , jadi bagianna 10 & sisana ibagi mi karina anggotana secara merata.
Muna kenan mencopet komploten nen biasana enggo laus baen menum mabuk-mabuk mi bekas-bekas remang-remang i, tapi muna oda lot dapet hasil medem merangan-angan mi, enggo kessa ia merangan-angan i enget mo turangna, ibayangken i rehe-rehe deba isimo oda tertahansa, asa membuang bayangen kinimpersuk janah rehe-rehe ndeba bana  turang nen pelampiasanna menum mabuk-mabukan mo.
Ia nggati dak merpikir, mencopet bukan tujuanku, muna lot sikali nahan aku dapet mbelgah hasil copet pribadingku kubaing nahan modalku mertiga-tiga kade pe i Jakarta en, katena.
Enggomo si tahun ia jadi bos copet i komploten nen, boi enggo i kumpul-kumpul ia kepengna 12 juta, jadi kepengnen i tabung ia i sada Bank.
Merpikir ia naing mengrim kepeng  mi turangna, tapi tubuh sura-surana pantang i pangan turangki kepeng hasil copet, nahanpe muna enggo lot dapetku kepeng halal kukirim bana katena.
Sada ketika idah ia daberru asyik mertelepon, i  idah ia tasna igamparken i aspal, pana daberu en mema taxi manang mobilna i gembar Mall, jadi kesempaten katena, menter ibuat tas daberu en, lojang ia iembah tas en, mersurak daberru en, ijalang-jalang deba ia, tapi ala gegoh baen oda mengentuda kuat lojang, masuk ia mi gang-gang, ipotong-potong mi jalan umum, akibatna ia lolos dari kejaran massa.
Itokor ia mo tas-tas pelastik i pemasuk ia mo misi tas sinirampok nen, sanga i tengen ia sekilas i tas en lot dompet janah mbue kepeng, menter langsung ia menginap i penginapan kelas-kelas murah i.
Enggo kessa ia masuk i kamar penginapen en, ikonci ia kamar en ibukaimo tas en, lot kalung atau bura, lot gellang toko mbelgah-mbelgahna hampir beratna 200 gram, lot kepeng 2 ikat kepeng 50 ribuan, kepeng oda merikat hampir 2 juta jadi total kepeng en 12 juta lebih, lot sada HP janah mbue surat-surat, sada Map isinia izazah SD, SMP, SMA.  Idompet en mbue kartu-kartu ATM dari berbagai Bank.
Merangan-angan gale ia tempat tidur nen   meradi aku mencopet katena, oda mencopet ne aku, emas deket kepengnen mo kumodalken katena.
Mulak ia kundul i oge mulak tas en, tersengget ia ijaka Izazah nen gerarna  Carina Bancin, itengen ia KTP isi atas nama Carina, enggo salah rampok en, katena. Mulak i pikiri ia, sedang kepeng Puhunku kutangko apalagi en oda ku kutandai oda masalah i katena.
Sengaja i pegeluh ia HP sini tangkona nen, i bukai ia pesan-pesan masuk isi, lot sada pesan bagen isina “ Carina  mulak ko baremben mi Medan mersakit mpiah Bapa, pokokna usahaken mulak, unang ko ganggusu, mersodip ko asa boi kita merbapa deng “ bagimo isi pesan en. Menter merdegar pendurungenna terenget ia tangis milangi turangna waktu permate bapa deket inangna, muna mate nahan Bapani oda keppe boi iidah bangke Bapani, muna roh ia tah njuah Bapani, tong ia merbapa, oda bage kami en mada merbapa katena mbue i bayang-bayangken.
Kuulakken tas nen aku oda boi aku merusaha tong jadi copet, oda kuulakken nange cio ni penarihen turang i katena, gara-gara aku oda lot ne kepengna mulak, mersempetta nahan partua ni bangku,
Tubuh mo i pemikirenna, mudah-mudahen turang en beru sibeak, kubuat emas nen ku boniken, kuulakken karina barang-barang nen, kuserahken mi Kantor Polisi asa ndor i pesoh bana katena.
Langsung keluar ia i Penginapen i nai mertaksi mia mi bekasna biasa medem i gembar bengkel lot ibaing tenda-tendana isi.  Muna baen ala oda lot sapona, i gembar-gembar sada bengkel i baing isi tenda-tenda isingo baen meddem, jadi i tukangken mo mi perbengkel kotak-kotak besi plat ukurenna 30 x 20 cm baru ibagas ilapis deket plastik tebal, pentuna ilapis deket karet asa oda masuk lae, isi mo ibaing ijajah SD na, foto-fotona, buku tabungenna. Jadi peti-petinen i tanem ia i tanoh lot bagesna sitengah meter.
Seggen muna jadi jelma aku kuulakken pe bura deket gelangnen  dos tong bage en, jadi i foto ia mo bura deket gelang en pake HP na asa lot contoh na seggen.
I pemsuk mo bura, gelang, HP na deket karina surat-surat pengenalna mi peti-petinen,  i tanem ia mi bekasna biasa kiboniken,  i ciricri tanoh i deket pasir, baru ibuat ia bulung-bulung males-males i deket sampah-sampah ibabo tanoh, bage sibiasa i baing ia muna membuka manang pemasukken peti-peti nen.
Daberru en enggo pukpuk tangis-tangis i Kantor Polisi, manang i buat pe emas i deket kepeng i oda masalah i asal mo i ulakken ijajah-ijajah ki deket ATM-ATM, apalagi mersakit mpiah bagen bapa i Medan nina dak pukpuk.
Roh mo si Ordy en menyerahken diri mi Polisi, isi deng sini copet nen beru Bancin en,
Saya yang merampok pak nina i sodorken duana tanganna, iserahken bana polisi en tas i, enggo kessa i periksa isina i bagas oda sama dekket pengakuan korban dalam BAP.
I tenggo Polisi mo si Carina Bancin en selaku saksi korban, apa benar ini tas anda ? dok polisi, benar pak, nina si Carina, coba periksa isinya dok polisi en.
I buka si Carina mo tas nen, izazah lengkap, dompet lengkap, Uang  ada (karna oda i enget sadike kepengna siniluar 10 jua si dua ikat en), HP ada, kalung dan gelang yang tak ada pak nina mi polisien
Polisi  : mana gelang dan kalung ?
Ordy : saya tidak tau mungkin waktu saya lari dikejar massa terjatuh.
Polisi : mana mungkin jatuh dari tas ini ?
Ordy : saya tidak tau pak karna mungkin waktu saya lari tas itu saya pegang terbalik jadi terjatuh.
Polisi : Kau orang apa ?
Ordy : Betawi ( oda i mengaku Pakpak mela ia mi br Bancin i)
Polisi : Kenapa kau kembalikan Tas itu.
Ordy : karna disitu banyak izazah pak sama ATM

Menter i tunjangi polisi en ia, lot menjnju beltekna ala oda mengaku ia Kalung deket gelang, tapi roh si Carina udah Pak, saya relakan itu, mungkin benar jatuh waktu dikejar orang, ini aja kembali saya udah syukur sekali, nina.
Selama ia i periksa isi oda ngget ia menengen abe br Bancin i, ipaksa polisi pe oda getna sampe i tenju tong oda ngget ia, i pekesing polisi i abena secara paksa, baru i idah si Carina. Apakah ini benar orangnya yang merampok tas anda ? mukanya saya tak sempat lihat pak tapi bajunya ini tadi yang dipakai nina.
Mulakmo si Carina mi sapona, merpikiri ia, kasa ndia i ulakken tas en sedang isen lot kepeng lebbih 10 Juta, kasa ngget ia menyerahkan diri sampe i penjaraken katena ? tah mada ndia ia menandai aku manang ia Kalak Pakpak ? tapi kasa mbalang kalung deket gelang ? tapi tah tuhu ndia i ndabuh waktu lojang i jalang deba ia katena, merbage-bage kuso-kusona i pemikirenna.
Barembenkenna mulak mo si Carina mi Medan menengen bapana si mersakit en, anehna enggo kessa pesimbak bapanen  menter bage sinjuah bapanen, tellu ari enggo boi merdalan-dalan janah saminggu enggo sehat walafiat kembali, padahal sebelum roh si Carina lot 2 minggu bapanen opname i Rumah sakit sampai ia pingsan tak sadarkan diri, enggo i tangisi keluargana karina.
Waktu si Carina i hadirken sebagai saksi sama sekali oda ngget ia petuduhken abena, i usahaken unang pesimbak abe.
I sidang mo si Ordy i Pengadilan, waktu i periksa si Carina sebagai saksi korban, habis ikuso-kuso Jaksa Penuntut Umum dan Hakim si Carina, ala ia Mahasiswa Fak Hukum ia i betoh ia kalak beracara di Pengadilan, jadi waktu hakim memberi kesempatan mendahisa, apakah ada keterangan yang anda tambahken dok hakim, isi mo idokken ia bagen
“ Demi Tuhan Pak Hakim saya sudah merelakan kalung dan rantai saya hilang, saya yakin bukan Terdakwa ini yang mengambil, dengan dikembalikan tas itu aku bisa besoknya kembali ke Medan melihat orang tua saya yang sakit keras, seketika bertemu muka dengan  Bapak saya langsung Bapak saya siuman (sadar)  dan setelah beberapa hari sembuh, ini mujijat bagi saya, saya iklaskan Pak Hakim nina. “
 Sinderang idokken sembuh Bapak saya , oda sadar si Ordy langsung  idokken hanjar  “ lias ate Tuhan “ sambil ia menengen mi dates tapi hanjar idokken  ngedang i tarik kesahna bage kalak mersodip mengucap syukur. Langsung i bentak Hakim, apa yang terdakwa katakan kami tak ngerti ? maaf pak Hakim saya ada penyakit bisa seketika ngigau, nina mengaloi.
Tersengget si Carina kata-kata ni karna nang pe hanjar i dokken kata i tapi ia tangkas memegge kata-kata i bage jelma merlolo ate dapetten hadiah,  naing i pereso abe si Ordy tapi ipkessing ia abena, roh si Carina mendok tolong Pak Hakim kembali ditanya suku apa dia sebenarnya ? i tengen Hakim en berkas perkara Identitasna sukuna Betawi, karna baen oda lot kartu identitasna sama sekali. Apakah Terdakwa  benar suku Betaw, dimana orang tua Terdakwa ? Benar Pak Hakim saya suku Betawi, orang tua dua-duanya sudah meninggal, nina kialoi.
Akhirna i hukum mo ia 6 bulan penjara.
Bernginken ni si Carina oda terpeddem, kasa ndia boi idokken ia “ lias ate Tuhan “ apalagi abena mi dates bage si mersodip ? kasa ia abena bage si lolo enggo kessa kudokken Bapangku sehat ? tapi ia kalak Betawi kasa i betoh kata Pakpak ? merbulut kuso-kuso i ukur si Carina sada poda terjawab ia.
Lot 3 kali si Carina besuk mi Penjara, sama sekali oda ngget ia pesimbak, maaf mbak dia tak mau ketemu nina sipir penjara. Kasa ndia aku oda ngget ia pesimbak, aku yakin en ada sesuatu yang disembunyikan si Pelaku, ada suatu misteri yang tersembunyi, bagi i pikiren si Carina.
I kuso-kusoi  si Carina Sipir Penjara lot sada kalak iberre kepeng  Sipir Penjara en sebagai pelicin urusan katena, tolong bel aku kapan dia keluar, jam berapa, ini uang teleponmu dok si Carina iberre kepeng, siap Mbak pasti saya bel dok Sipir penjara.
Roh telepon sipir penjara en, Mbak jam 3 besok dia keluar, barembenkenna i stir si Carina mobilna laus i mi pentu penjara i, ijolo-jolo i ipema ia, pas keluar teridah mo keluar si Ordy, jambangna nggeddang, gomisna pe toko gedangna nidok jelma ambuk-ambuken, mertangkuluk ia, menter i salam si Carina i salam baen ma. Njuah-Njuah turang dok karina, i pekulah ia bage si bengap, apa ? nina si Ordi pura-pura oda i betoh,  Njuah-Njuah ? dok karina sikalinai “ maaf  saya tak ngerti “ nina si Ordy langsung ia merdalan i tadingken si Carina. I kejar si Carina ayo masuk kemobil saya, saya antar dok Carina, oda ialoi merdalan ia terus langsung  i stop si Ordy mobil  taksi.
Tapi nangpe bagi jawabna, feeling si Carina mendok daholi en pasti Kalak Pakpak katena, mulai isidi nai nangpe kembalangen kalung engket gelang ia, bage si enggo i relaken bahkan penasaren kalon ia mi si Ordy, mungkin karna kiranai darohna sebagai kalak Pakpak manang karna i sedang kuliah i Fakultas Hukum Jurusan Pidana i UI.


Mulai keluar i Penjara nai memang tuhu berhenti ia jadi Pencopet, menghindar ia bana dengan-denganna nai selaku Copet.
Laus ia ibuat mo peti-peti siniboniken i tanoh i, berngin-berngin i kurak ia, barembenkenna i ideken ia gelang deket kalung en, hampir buena 120 juta, jadi i pemasuk i mitabungenna mi Bank.
Ala makdeng lot ibettoh ia kade si karejonkenna, oda deng ia ngget ki modalken kepeng nen, cibon-cibon laus ia merdalani mi sada daerah pergudangan, gudang sada Toko besar. Jadi pura-pura i pido ia karejo isi, roh dengan nen, muna melamar isen kenah mi Toko karna isi bosku nina perkarejo en.
I coba i melamar mi Toko en, karna i idah Cina sidasa Tokko en dagingna mbelgah, kekar, janah tengenen bage daging atlit tinju, “ bisa saya terima tapi ngantarkan barang-barang sekaligus ngangkati barang-barang itu kerumah pembeli nina “, ok saya siap pak, dok si Ordy.
Barang-barang en i taruhken Toko en mi konsemun pembeli mi darah-daerah pinggiran Jakarta si oda deng boi i masuki kenderaan, mi kebun-kebun masyarakat, perkampungan-perkampungan, misimo biasa i taruken.
Pas ia sikali naing kitaruhken barang pake mobil Pickup, karna dak meribak plastik bungkus barang-barang en, nai i tokor ia dua ember-ember hargana 15  ribu sada ember, jadi enggo kessa soh mi dalan beraspal i taruhken si Ordy mo barang en mi konsumen pembeli pake ember, enggo kessa naing mulak ia janah i buat ia ember nen, “ mas ember ini tinggalkan aja, biar kubeli “ nina, roh si Ordy wah itu kubeli sendiri Bu, harganya 20  ribu padahal itokor ia harga 2 ribu, ahhh ndak masalahlah, ini uangnya nina iberre 20 ribu rupiah.
Mi bekas peduaken, tong i pido penokor i itokor ember baen harga 20 ribu ma.  Baremben kenna laus ia mi daerah lain i dalan itokor ia kan toko barang pecah belah 8 ember, i masukken mi mobil Pick Up en nen asa gampang mengkanting barang en katena, tong habis ember nen i tokor deba.
Ideng ia dua minggu isi karejo, sada berngin merpikir si Ordy muna aku sendiri merdea-dea ember, piring, gelas barang pecah belah dapur bagi tah lakku ngen katena, wahhh harus di coba katena, berhenti mo ia karejo i tokko en nai, i jalo gajina 2 minggu.
I sewa ia mo Kreta sada minggu, i jadi i baing bekas-bekasna,  i tarik ia kepengna 10 juta i Bank nai, tokori ia mo agen-agen barang pecah belah dapur, i pasarken ia mo daera-daerah pinggiran Jakarta si oda boi i lalui kenderaan roda 4, laris kalohon, jam 10 nai mulai i pasarken jam 4 enggo habis barang nen, hampir untung ia 300 ribu bersih, hebat ngen dalan kenggeluhen ngen katena.
Saminggu ia mertiga-tiga en, kepengnen mertambah, modalna perjolo 10 juta, enggo kessa i potong uang kreta, minak, uang makan, boi ia untung bersih hampir 2 juta.
Pas kalak lot terdesak merdea tanohna, i tabar-tabarken hargana 50 juta, roh baen ala i idah terdesak, muna i berre ko 25 juta kutokor nina, jadi i tinjau tanoh en lot 100 meter kan jalan raya tapi masuk gang janah gang nen oda deng meraspal, jadi mo itokor tanoh i hargana 30 juta ukuren tanoh 40 x 12 meter.
Habis i tokor tanoh i, i tokor baen peralaten, i pebersih ea tanoh nen i rataken i pakuri ia, enggo rata pertapaken nen, antusi kemo gegeoh baen oda mengentuda muna mengula juma,
4 ari ia karejo perataken enggo selesai  tanoh nen i bangun ia mo isi sapona bage sapo-sapo juma 4 x 4 meter, sapo kayu idinding ia saponen deket terpal, tapi pake seng atapna, karina i karejoken sendiri.
Pas cibon-cibon roh kalak Betawi mi gubuk-gubuk ben, mungkin idok pana si Ordy en suruhen sada kalak tokke, “ kalau bos loe mau beli tanahku ini, ukuran 100 x 12 yah, tawarkan ya, harganya 300 juta, ada lah bagianmu nanti kalau laku dok si Betawi en, ok nanti saya sampaikan ama bosku dok si Ordy en.
Kumara enggo pana bulat niat baen mertiga, tiga i tokor ia mo Pick Up setengah pake hargana 27 juta, tapi masalahna oda i bettoh baen menupir.  Jadi lingkungan ni ideng roh kalak Jawa i  Jember Jatim nai, supir kin i kutana, nai imo ibaing baen jadi supirna.
Mualimo baen mertiga-tiga barang pecah belah dapur, masuk mi kuta-kuta pinggiren Jakarta i, sambil ia belajar menyetir mobil iajari supir nen, mungkin ocok pana surat tangan baen mertiga-tiga toko larisna tiga-tiga baen, ibagasen si tahun enggo i tambah ia 1 nai Pickupna, jadi enggo dua motor Pick upna dak merdea-dea barang en.
Tahun peduaken enggo boi ia membangun sapona lumayan mbelgah beton, isimo jadi gudang barang-barang nen, tambah ari tambah kembang tiga-tiga baen. I tambahi ia mobilna tapi mobil Box, jadi oda kessa barang dapur ne i dea-dea ia, tapi enggo merbage-bage.
I kirim ia mo suratna mi turangna, begen isi surat ni :
Jakarta
Mendahi
Turangku  Lince br Padang
Kuta Jambu
Pos ukurku kono njuah-njuah
Aku turangmu tading i sada bekkas Jakarta, oda kubagahken idike pastina bekasku i Jakarta, asa unang i betoh perkutanta idike bekasku, nahan muna enggo waktuna kubagahken pe bekasku, janah muna enggo mende usahangku isen ku alengi pe ko rebbak kita isen Turang.
Muna i rehe-rehe deba ko sabar lebbe ko turang, bakune bakinen aku oda i gembarmu
Lot kukirim kepeng 5 juta kan Kantor Pos,  buka tabungenmu i BRI asa nahan kukirimi kepeng mi tabungen mi, oda ne lewat kantor pos. Bales surat en kirimken nomor tabungen mi, janah unang pella bagahken bana kalak i kuta kukirm kepeng en, lot waktuna seggen asa i betoh kalak.
Kepeng i berre bana impalku si Ronci 2 juta, asa lot kijaga-jaga ko, aku percaya si Ronci seang bamu, pasti ko i jaga tuhu-tuhu bage ia menjaga dirina sendiri.
Enggo kessa ko menjalo kepeng i Kantor Pos nai unang deng masukken mi Bank deket unang deng berre mi si Ronci, embah mi kuburen Bapa deket Inang mersodip ko isi, sodipken kepeng en, asa memasu-masu tendi partuanta banta.
En alamatku kujalo alamat ndeba karap alamat  en mo bales surat i, unang sanga i betoh kalak alamat en, langsung ribak surat en turang muna enggo i jaka ko, cukup pelin catat alamat ki, tapi enget unang sanga terjaka kalak.
Bagimo turang, njuah-njuah ko, mersodip ko baku turang men i pengranton.
Ttd
Ordy Padang.
Tangis mercampur lolo si Lince menjaka surat nen, tangis ia i kamarna, oda sadar ia keppeken i intip si Ronci ia.
ise ki rehe ko Lince, bagahken baku dok si Ronci, menter i kerpi si Ronci en, ko denganku si menjaga aku sidekah nen, mersumpah ko lebbe bangku, oda i bahken kono rahasia en bana isepe, pellin kita sidua betoh-betohen, mersumpah ko lebbe bana Tuhan, dok si Lince.
Bengap si Ronci, ala i idah si Lince tangis, mer sumpah aku Demi Tuhan si kusembah oda kubuka rahasia i, nina kade pana nina. Menter i berre surat en mi si Ronci, mereh-rehen eluhna ki jaka surat impal nen, huap sorana i begge Tuhan ngo sodip kalak simpersah deket si melumang nina.
Bangga aku bamu Impal, tekka ko seggen jadi jelma, merubah ko jadi jelma sikelolonken janah si tirun, nina mendokken
Menter mer si kerpin kalak en pereda-eda i, tangis kalak i ala lolo ukurna, janah oda pernah huap bana kalak en nai tentang si Ordy i kuta i, ijaga kalak i pesan si Ordy bage sinisuratken ni.

Tahun petelluken enggo lot tabungen baen hampir 600 juta, jadi laus ia simenabarken tanoh i jolo-jolo saponen, kebetulan kalak sidasa tanoh en terdesak perkepengen apalagi kalak i naing pindah mi Surabaya, jadi saut mo itokor tanoh en tong harga 300 juta, padahal tanoh i enggo mahrga maklum moke i Jakarta tiap hari makin maharga harga tanoh.
Enggo kessa i rataken baen tanoh ni deket anak-anak buahna, merpikir ia bakune cara kibangun, pas sikali ia mi Bank i coba-coba mengkusoi bakune carana mengkredit mi Bank, jadi ala baen nasabah Bank i tertarik pihak Bank, i survei mo bekas nen, pekerjaan sehari-harinya sebagai dagang,  fasilitas angkutanna, jadi boi ia dapet pinjaman 1,6 Miliyar dengan jaminanan tanoh, karina surat-surat mobil janah i cairken dalam 3 tahap.
I bangun baen mo tokko i babo tanoh si baru i tokor ni, bagian belakang sapona perjolo i baing iamo tong jadi gudang. Mantap mo tuhu tokko nen, ibaing ia mo gelar tokko nen TOKO PERKEKEN “ sesuai deket gerar Usaha Dagang i akte notarisna sini urusna sesuai saran Bank.
Perjolona cituk barang-barang baen, tapi ala aktif ia mencari pabrik-pabrik, janah ma pabrik aktif mencari Toko-Toko lako memasarken produksi barang barang kalak en, mbue mo Pabrik menitipken barang-barangna dengan pembayaran 50 % didepan sebulan lagi pelunasan, bahken mbue Pabrik percaya bana tanpa down Paymen atau uang muka.
Mbelgah Usaha baen, isamping ia mertokko, enggo  5 Pick Up deket 3  mobil Box memasarkan barang-barang mi daerah-daerah terpencil sekitar Jakarta, lot ma sada  mobil Truck Besar sepesial  mengangkut  barang kan pabrik, pelabuhan, dll
Karyawan baen daberru lot 18 kalak, daholi tukang angkat barang lot 15 kalak, lain perkerejo supir deket kenek-kenekna merdea-dea barang.
Dekah-dekahna saponen i bangun dua tingkat, i lante II mo bekas baen selaku Bos. Penampilen baen oda ne merjambang, gomis bage gomis penangko, buk nggeddang bage penodong, tapi enggo i cukur ia, rambut gaya masa kini, paken necis-necis bermerek luar negeri, Mobil Masda, mantap mo da.
Nai  pas mangan siang i idah sada karyawan nen membuka leptopna, pas membuka Facebook mbue gambar-gambar pertemanenna isi, maklum mo baen Gaptek alias Gagap Teknologi, kade ndia i buka-buka karyawan ken katena. Kamu .... ikut saya bawa itu nina sambil menuduh Laptop daberu en. Mbiar Karyawan nen idok i pecat, gerarna si Rini.
Ordy : apa yang kau buka-buka tadi di komputermu ini ?
Rini : ini bukan komputer kaleee, Laptop bosss
Ordy : sama ja itu, dikampungku ini namanya Komputer, gambar-gambar siapa yang tadi, coba lihat ?
Rini : Itu teman-teman saya di Efbi (FB) bosss
Ordy : apa itu efbi (FB)
Rini : Bos emang beneran ndak tau, atau pura-pura tak tau, si bos ada-ada aja ...
Ordy : benar tolong ajari saya.
Rini : Bos buka dulu email Bapak, baru buat akun FB, isi data-data, masukkan foto, bisa diakses orang seluruh dunia, siapa temen bapak ajak berteman, baru Bos konfirmasi, kalau bos mau nanti kubuatkan FB bos, tapi beli dulu Lactop Bos,juga harus ada jaringan internetnya menggunakan Modem atau Spidi, ini bagus bosss untuk mencari harga-harga barang, bentuk barang-barang baru cari aja melalui googel.
Ordy : bisa mencari teman melalui ini ?
Rini : bisa bos, asal dia punya FB juga, coba siapa mau bapak cari ?
Ordy : coba cari namanya Carina Bancin, alamatnya aku lupa ?
Rini : ndak usah pake alamat bos.
I cari si Rini enmo melalui FB ni Carina Bancin, keluar mo isi, apakah ini orangnya Bosss, ijawab si Ordy benar ini musuku, jadi kau hapus kembali, awas kalau tak kau hapus kuberhentikan kau dari Toko ini, nina si Ordy mibiar daberu en oda jadi i ajak berteman.
Hari ini kau ndak perlu kerja, ikut aku dok si ordy mi Karyawan nen, masuk ia mi mobilna masuk si Rini, laus kalak i menokor Laptop, Modem untuk sementara, jadi ibahan si Rini en mo FB baen.
Siapa nama Bapak dibuat di FB ini Pak, apa Ordy atau lain ? nina, jangan itu mahal nama itu ndak tepat disitu Ordy diambil dari Lae Ordi, salah satu sungai terpanjang di Kampung saya, sumber air kehidupan bagi kampungku, jadi buat namaku disitu ORPAD TERPIDANA, nina, tersengget daberu en kenapa terpidana bos ? ya udah jangan banyak tanya nina. Jadi  buat status bos nanti dikomentari teman-teman bos, atau bos mengomentari status teman, kalau mau kumonikasi berdua-duaan melalui Chat disini tempatnya, bagimo i ajari ia.
Ndekkah si Rini mengajari si Ordy menggunakan Leptop nen, janah mengajari cara menggunakan google, dll.  Enggo kessa berngin-berngin imo i pelajari baen, enggo kessa saminggu mulai mo baen mengajak dengan-denagnna berteman.
Perjolo i ajak berteman si Carina Bancin, jadi mermunculen mo gerar-gerar deket marga kalak Pakpak kan FB si Carina nai, karina i ajak ia berteman.
Pas bernginken ni si Carina ol, langsung i konfirmasi si Carina pertemanen nen, aneh iakap gerar en Ordap Terpidana. I jaka si Carina status si Ordap alias si Ordy en “ Terpaksa aku belajar FB untuk mencari seseorang, ingin aku menangis mintak maaf kepadanya, aku yakin dia tak memaafkan aku namun aku harus minta maaf, mekipun aku jadi budaknya “
Langsung si Carina mengomentari status nen :
Carina  : setia banget Bang, pasti cantik banget pacarnya sampai mau jadi budak, mantap
Ordap : Ini bukan pacar, aku belum pernah pacaran ?
Carina : dasar laki-laki tukang gombal hari giniiii ngaku ndak peranah pacaran ... ??? , aneh bang ... oh ya kenapa namanya Terpidana ?
Ordap : takut ya ? tak semua terpidana itu bermental jahat, mungkin orang berbuat jahat karna ingin hidup sama seperti orang, atau keadaan menempa seseorang berbuat kejahatan “
Carina : ooo ndak takut bang, saya tertarik kata-kata abang, kebetulan aku kul di hukum mau memperdalam Kriminilogi Hukum Pidana.
Ordy : apa itu kul ?
Carina : jangan pura-pura deh, Kuliah kaleeee
Ordy : maklum aku hanya Kelas III SMP ndak sampai lulus, pake komputer aja baru ini belajar, ok makasih ya atas waktunya. selamat malam.
Carina : ok Bang, aku tertarik atas kata-kata abang, met bobo ...

I jaka si Ordy, kade ndia lapaten “ met “ nen, oda pana i betoh si Metol Berutu i kuta tikanni mbudul takalna kutenju gara-gara mengrehe turangku,katena sambil tertaba.
Si Carina tertarik mi istilah si Ordy “ keadaan menempa orang berbuat kejahatan “  sesuai deket kata-kata para Pakar Hukum Pidana, mudah-mudahan ia baremben ol katena.
Barembenkenna i baing si Carina i status FB na “ seorang sahabat berkata “  keadaan menempa orang berbuat kejahatan, kata-kata ini seperti Filsafat Hukum Pidana, apakah ia Pakar Hukum Pidana ? sulit aku menjawabnya “
 mudah-mudahan i komentari katena, tuhu setengah jam kemudian roh komentar si Ordap
Ordap :  Selamat malam, apa maksudnya itu ?
Carina : ooo tahnks comen lagi, kata-kata abang kemarin aku tertarik, gimana sih bang maksudnya itu ?
Ordap : sayapun tak tau artinya nulis gitu aja asal komentar, tapi sekiranya ada orang sejak kecil ditinggal mati kedua orang tuanya, hidup terlantar dengan sudaranya yang cacat yang selalu di caci orang, apakah mungkin anak ini berubah dari baik jadi jahat ?
Carina bingung menjawab ia merenungkan kata-kata ini, ia terharu membayangkannya.
Carina : maaf bang, apakah itu kisah hidup abang, atau sekedar menggambarkan ?
Ordap : hanya menggambarkan.
Carina : abang orang apa, tinggal dimana kalau boleh tau, aku orang Pakpak Beru Bancin, ortu di Medan, aku kiliah di Jakarta.
Ordap : aku Betawi, aku juga di Jakarta
Carina : boleh tau dong dimana posisi di Jakarta, inbox kan bang No. HP nya aku Inbox kan nomor HP ku ya Bang.
Ordap : apa itu Inbox ?
Carina : pura-pura lagi, kukurim lewat pesan biar tak di tau orang, gitu dong abang yang ganteng,
Ordap : mimpi apa aku ini ada bilang aku ganteng, dari jaman purbakala sampai sekarang baru ini dibilang aku ganteng, kalau sangar ya betulll
Carina : hehehe dimana bang tempatnya di Jkt
Ordap : rahasia deh, ok makasih udah mau bercerita ama saya, salam sama keluargamu ya.
Carina : ok bang, salam juga ama keluarga.
Barembenkenna i baing si ordy nola statusna sangat menyedihkan
“ sekiranya engkau masih ada, kalian pasti berlinang air mata haru dan bangga padaku, ingin aku teriak berontak sama Sang Pencipta, tapi kehendakNya jualah yang terjadi “
I jaka si Carina status nen, ise ndia dimaksudkan Kalian, apakah orangtuanya ? pacarnya ndak mungkin masak kata “ kalian “ , i komentari ia.
Carina : sedih banget sih bang statusnya, apa maksudnya orang tua abang ?
Ordy : nggak, tadi aku membaca-baca buku, jadi kutiliskan disini.
Carina : syukurlah, ortu masih hidup kan ???
Nibar i oda ngget ne si Ordy menjawab kuso-kuso si Carina.
Enggo lebih kalak en sada bulan simbak lewat dunia maya FB enggo mbue i ranai, sada cibon i baing si Carina i statusna FB na
“ ingin aku bertemu muka langsung, tapi ia tak pernah mengajakku, kujual harga diriku untuk bertemu dengannya itupun diacuhkan, oh dunia maya ....... “
Ordpad : “ ketimbang si pujaan hatimu ndak mau, kita aja bertemu. Canda,com “
Carina : beneren ni Bang ?
Ordap : kalau tak keberatan, kita jumpa besok sambil makan malam gimana ?
Carina : ok Bang sangat senang dimana ?
Ordap : gimana kalau di Restoran X  jalan X
Carina : ok saya siap bang, tapi jam 8 malam habis kuliah aku ya Bang “
Ordap : ok bentar aku kirim lewat Inbox no. HP ku yang benar ya
Carina : pantes no. HP yang abang kirim hari itu selalu salah sambung, ok sampai ketemu besok.

Barembenkenna i berkat mia mi Restoran si enggo i janjiken, memang baen maholi, abena enggo mbersih, oda ne merjambang, kumisna tertata rapi, penampilan parlente, pakaian serba bermerek  produksi Luar Negeri.
Jam 8 berngin, ngebel mo si Carina, ialoi si Ordy, mersisalamen si Carina deket si Ordy, tapi bage si tersengget ia bage-bage i tandai rupa daholi en, senang kalohon si Carina maholina keppe daholien ndaoh beda kan foto profil FB na nai katena.
Enggo kessa kundul kalak en ki pessan makanan di restoran en kiranai mo kalak en.
Carina : Abang ini kayak mirip dengan sesorang, tapi tidak mungkin
Ordy : siapa mantan pacar ya ????
Carina : bukan pacar Bang, Namanya Ordy dulu dia dipenjara gara-gara merampok tas saya ?
Ordy : emangnya saya ini tampang perampok ?
Carina : sory bang jangan tersingggung, hanya mirip aja, hehehe marah nich ceritanya ...
Ordy : Yah namanya jakarta, susuh hidup banyak aja orang jadi Perampok, maka itu hati-hati, jadi gimana cerita perampokan itu.
Carina : beneran mau dengar, dulu tasku dirampok waktu aku ngebel, aku teriak jadi dia dikejar orang banyak, waktu aku di BAP di kantor polisi aneh dia mengembalikan tas itu, tapi kalung sama rantai kesayanganku pemberian kakakku sebelum ia meninggal hilang, pas waktu itu bapakku di Medan sakit parah.
Ordy : terussss
Carina : di tasku itu semua izazah-izahku kebetulan waktu itu aku mau memfoto copy, kartu-kartu ATMku, ada uang 10 juta lebih persisnya aku tak ingat, dia tak mengambil barang apapun, menurut pengakuannya di Kantor Polisi kalung dan gelangku terjatuh saat dia kejar orang.
Ordy : anda yakin itu terjatuh, mana bisa dipercaya maling ?
Carina  : Nuraniku berkata dia orang jujur, atau sama seperti abang bilang di status abang, keadaan membuat dia berubah, kalau pencuri benaran ngapain dia mengembalikan tas itu, ngapain dia mau dipenjara.
Ordy : aneh juga itu rampok
Carina : anehnya lagi bang si Ordy itu tak mau melihat aku, sering dia kubesuk ke Tahanan dia tak mau, sampai kutunggu di depan pintu penjara setelah ia keluar penjara tetap ia tak mau ikut mobilku. Waktu di persidangan aku diperiksa sebagai saksi korban, Pak Hakim aku udah merelakan itu hilang, karna besoknya aku bisa pulang ke Medan membesuk bapakku yang sakit dan setelah ku besuk Bapakku langsung sehat, jadi keluar kata-katanya “ liasate Tuhan “ matanya menengadah keatas seolah mengucap syukur atas kesembuhan Bapak saya.
Ordy : apa arti kata-kata rampok itu ?
Carina : Dalam Bahasa kami Pakpak “ Lias ate “ artinya termia kasih, kalau biasanya orang mengucapkan sambil tangannya menegadah keatas artinya mengucapkan syukur sama Tuhan, dia seolah-olah mengucapkan syukur atas kesembuhan Bapakku, tapi kupaksa Hakim menanyakan identitasnya kembali sukunya tapi karena dia tak memiliki Identitas apapun Hakim berpedoman sama pengakuannya sebagai Suku Betawi padahal nurani saya mengatakan dia seorang Pakpak.
Ordy : udahan deh jangan ngomongin rampok, entar kurampok kamu :
Carina : sekarang aja udah terasa abang rampok hatiku, hehehehe bercanda
Ordy : kayak OVJ aja ......
Nggati mo dak kalak en pesimbak, ngget dua kali saminggu, sada ketika simbak mo kalak en i Rumah Makan bage biasa makan malam
Carina : berkali-kali aku ngundang abang ke rumahku, tak pernah mau, di rumah aku sama abangku aja bang, dia Polisi di Polda Metro jaya, kenapa bang, atau aku datang ke tempat abang ?
Ordy : maklum aku sibuk cari makan, kalau ndak cari makan entar aku jadi rampok kembali, eehhh sory maksudku jadi rampok, tapi kalau kamu mau datang ke tempatku ini alamatnya ( i suratken alamat Toko nen) tapi ingat kalau datang jangan nyesal agak di cuekin kecualiiiii ....
Carina : Kecuali apa bang .....
Ordy  : kecuali sabarrrrr nunggu atau sekalian ....
Carina : sekalian apa bang ....
Ordy : banti-bantu, ok deh ktunggu kalau mau datang.
Carina : pulang kuliah aku datang besok bang.
Baremben kenna si Carina  roh mi Tokko ni, soh kessa si Carina tersengget ia menengen  mbelgah keppe tokko nen, perjolona i dok si Carina ia karejo i Tokko i, janah si tersenggetna deng karna Gerar Toko ni “ TOKO PERKEKEN “ Pakpak pana sidasa toko en katena.
I kusoi si Carina mi penjaga Toko “ apa benar Bang Ordap “ kerja disini ( sesuai deket gerarna i FB) ? pas ibagas nai si Carina, Carina masuk nina,  masuk mia mi bagas bagian lot sada ruangen bage kantor-kantor pembukuan baen, sepesial ruangan bos.
Jadi ala enggo cibon roh mo supir-supirna mi bagas lako setoren hasilna merda-dea pake Pick Up dan Truck Box mi bagas sibage biasana tiap cibon, jadi karna lot tamu Bos nen langsung i bakini kalak en i babo mejana baen, lengkap catatenna karina janah karina kepeng2 setoren kalak en i bungkus pake plastik. Lot 7 setoran si roh i, baru keluar karina supir-supir en.
Carina : Abang ini kerja disini atau pemilik Toko ini ?
Ordy : terserah aja apa maumu ?
Carina : Kenapa nama Toko ini Perkeken, itu kan Bahasa Pakpak, artinya kebangkitan, apakah Bosnya orang Pakpak
Ordy : kata-kata banyak aja yang sama, seperti kata batu, pasir, apel, samakan di setiap bahasa daerah, itu mungkin kebetulan sama.
Tiba-tiba roh Kasirna mi bagas “ bos ada orang Pabrik mau memasarkan barangnya, katanya DP 30 % sisanya 2 bulan, gimana di ok-kan bos, nina. Roh si Ordy berapa DP nya, 35 juta Bos, ok i buka ia lamari mejana i buka ia cek 30 juta, iserahken mi kasir nen. Tapi idokken  Kasirna, “ mereka mau ketemu langsung sama Pemilik Toko katanya, mau ketemu ama Bos alangsung “, ok saya kesana dok si Ordy.
Si Carina enggo bingung kalon, mercampur kagum, mahantu ni daholien, ia keppeken si dasa Toko mbelgah en, daholi beak keppeken en, maholi, ramah, nangale nang, katena merbage-bage, tapi silebih ia bingung nama Toko Nen Perkeken.
Kemarin kan udah kubilang, kalau mau kemari sabar aja di cuekin, kalau ndak sekalian aja bantu-bantu, kalau aku jadi kau pasti ku bukukan setoran-setoran itu, kususun semua uangnya uangnya 100 ribuan, lima puluh ribuan, 10 ribuan dst kupisahkan baru ku hitung totalnya, nina bentar ya aku kedepan nemui orang itu, i tadingken si Carina i bagas sadasa.
Menter i bukai si Carina enggo lot Cataten lengkap, i buka ia Laptopna i baing pembukuanna, pake program excel, i surat gerar-gerar Penyetor, Nomor Kenderaan yang dipakai, Tanggal, dl lengkap karina, bengap ia kepeng en karina totalna hampir 57  juta karina dari 7 penyetor.

Ipisahken ia kepengen en Perseratus ribun, limpuluh ribu dst. Enggo mersusun i babo meja nen, kira-kira sitengah jam romo si Ordy .... wah benaran juga di bantu, makasih ya, hitung honornya dok si Ordy,  hehehe aku senang disuruh gini bisa ada kegiatan, aku jadi terpikir bekerja sambil kuliah, nina si Carina.
Udah tinggalkan aja itu biar anak buah yang ngerjain semua, kita cari makan ya, laper nih ..., tapi mandi dulu bentar, nina
Laus kalak en mi lantai dua saponen, i idah si Carina mer hamburen baju-baju baen, asbak, puntung-puntung rokok, padahal bangunen toko na i lantai 2 i toko bagkna, tapi karna barang-barang oda tersusun sompar baer, mak terbettoh jenona.
Maaf ya berantakan rumahku, maklum laki-laki ndak tau bersih-bersih rumah, kalau mikul barang bisa nina, tertaba ia. Apa abang keberatan kalau ku bersihkan Bang, dok si Carina menawarkan diri,  oooo jangan biar aja ntar malam aku bersihkan, bentar aja koq mandinya dok baen. Alang ma etongen si Carina pebersihken.

Laus mo kalak en, mangan i sada rumah makan, bage biasana sambil mangan kirana-kiranai tapi oda pernah mengarah pembicaraan kalak en mi perhalleten, hubungan kalak en hanya sebatas sahabat, meskipe dua-duana enggo bage si tertarik.
Ordy : Carina boleh aku tanya ....
Carina : boleh,,, kenapa harus tanya kayak baru kenal aja, kau ajak aku jadi pacarmupun bang belum tentu aku nolak,,,,
Ordy : jangan ngaco deh kamu itu Calon Sarjana, pasanganmu harus Sarjana juga, kalau kayak aku hanya tamat SD endak se level ....
Carina : apa cinta diukur dengan selembar izazah, apa Sarjana harus kawin ama Sarjana, apa salah mencintai seorang tamat SD atau buta huruf sekalipun.
Ordy : Kalau sarjana wawasannya luas, tatakrama, etika berbicaranya intelek, enak di dengar, kalau kami tamat SD ngomong aja tak karuan.
Carina : Sebenarnya aku kagum banget ama Abang, hanya tamat SD bisa bangun Toko sebesar itu, jadi sebenarnya Pakar Ekonomi, Pakar Ilmu Dagang Abanglah Profesornya meskipun tak pernah kuliah.
Ordy : jangan muji gitu ah, jadi melambung perasaan
Bage sindekah kalak en sip, si Carina toko kagumna menengen hasil usaha nen, oda ala sifatna mata duitan tapi kerja keras sorang lulusan SD bisa membangun Toko.
Ordy : Carina aku tanya, apakah bibir sumbing bisa di operasi ?
Carina : Apa yang tak bisa dibuat di zaman ini bang, bibir sumbing bisa di oprasi kembali seperti normal, apalagi di Rumah Sakit Elizabeth Singapura, sama sekali tak nampak bekasnya, normal Bang ada teman se kampusku di operasi wah sama sekali kita tak nampak bekas sumbingnya.
Memegge penuturan si Carina menengen ia mi dates, merurusen eluhna bage si lolo, tercerm ia, tah ala lolona oda sadar ia menter keke ia i i pejolmit mi abe si Carina, i cium kening si Carina.
Ordy : Maaf, aku ada penyakit sering ngigau, maaf aku berbuat tak senonoh, sekali lagi itu gerakan refleks, itu tak kusadari.
Tersengget si Carina  i emma si Ordy ia, tah bakune oda ia protes malahan dia bahagia, bage singkabang iakap perasaannya, ndekah asa i aloi.
Tambah bingung deng karna enggo 2 kali baen keceplosan kirana  sikali kata-kata “ kalau ndak cari makan entar aku jadi rampok kembali, eehhh sory maksudku jadi rampok  “ jadi i analisa si Carina jangan-jangan en benar bekas rampok si Ordy, peduaken  kata-kata  “aku ada penyakit sering ngigau “ sama persis bage sini ucapken ia i sidang pengadilen waktu Hakim membentak Terdakwa Ordy, jangan-jangan en betulan si Ordy berubah nasib jadi bertoko katena i rimang-rimangi, tapi oda ia yakin karna penampilan baen karina berubah.  Tapi nangpe secara pikiren oda yakin nuranina meyakin bahwa ia si Ordy.
Carina : saya begitu terkejut Bang  dicum, tapi kenapa saya menikmatinya seakan ciuman dari seorang kekasih, nina.
Ordy : maaf sekali lagi itu gerakan refleks karna kegirangan.
Carina, suer deh  senang dapat ciuman, tapi siapa bang mau di oprasi bibir sumbing ?
Ordy : nggak, hanya berangan-angan aja jika suatu waktu aku berbuat baik sama orang
Carina : aku dukung bang, itu perbuatan mulia.

Mulak ia mi sapona merangan-angan ia, ibayangken Turangna oda ne cacat, i bayangken ia secara sadar bahwa boi ia bangkit gara-gara bura deket gelang si Carina, baremben ku tukangken mulak mi Tukang Emas bura  deket gelang si Karina katena. Ibuka ia HP lamana sinipakkena memfoto gelang deket bura si Carina waktu naing i dea, wah kurang tangkas katena, i pemasuk ia mi Lectopna, i perbesar janah i Print ia.
Barembenkenna iembah ia mi tukang emas, i panjar ia 100 juta sisana 120 juta nai muna  enggo selesai.
I telpon ia siCarina
Ordy  : apa ada waktumu hari ini kita jalan-jalan.
Carina : tumben ngajak jalan Bang
Ordy : Nggak ada waktu luang ya, ok deh lain  kali aja.
Carina  : jangan cepat ngambek gitu bang, ok aku segera meluncur ke Toko Abang
Kira-kira sada jam enggo roh si Carina,jadi laus kalak en rekreasi mi tepi pantai, sinderang kundul-kundul kalak en i tepi pantai kiranai kalak en.
Ordy  :  Apa boleh  bantu saya ?
Carina : jangan formal banget deh bang, apa sih mau dibantu ?
Ordy : apa ada temanmu bisa ngurus Paspor ?
Carina : paspor siapa bang
Ordy : satu paspor atas namku, satu atas Carnia
Carina : Carina mana bang
Ordy  : yang disampingku ini sendiri
Carina : apa kita mau ke Luar Negeri ? ke Negara mana Bang ?
Ordy : ada aja deh,rahasia ?
Carina : aku aja yang urus, ngapain buang uang pake orang ?
Langsung cender si Ordy karna i enget ia gerarna bana daberu en si Ordap,sedang nama aslina dalam KTP  Ordy, ibetoh nahan aku si mengrampok tas ni katena.
Ordy  : Jangan kau yang urus calon Sarjana koq repot ngurus gitu, suruh aja orang, uang gitu aja di permasalahkan aku yang nanggung semua.
Carina : nggak repot koq bang
Ordy : Sory aku lupa rupanya udah diurus anak buahku Pasporku, paspormu aja urus ya dananya ambil dari Toko.
Carina : aku bingung deh sama abang, ketika aku mau ngurus dibilang udah di urus anak buahnya, kian  hari aku kian bingung, tapi anehnya aku seolah-olah aku senang dalam kebingunganku, lama-lama jadi cinta,hehehe sori “aku sering ngigau “
Pas idokken aku sering ngigau,itengen si Carina abe si Ordy cituk agak berubah bage si tersengget, si ordy langsung mengalihkan pembicaraan.
Ordy : tambah kau gitu Carina,tambah cantik, sayang aku tak mungkin jadi kekasihmu
Carina : kenapa bang
Langsung i alihken si ordy pembicaraan,ayooo mutar-mutar keliling, bagus pantai ini dok si Ordy.
Mulak kalak en, merdalani oda ne tersinggung kalak i tentang paspor en karna ibaing si Ordy pertaba-tabanken, iusahaken ia oda lot kesempaten si Carina mengkusoi.
Tapi barembenkenna secara diam-diam i urus si Carina Pasporna,jadi siOrdy i urus melalui Biro penyedia jasa, saminggu selesai jadi paspor kalak en,tapi oda mersibetohen.
Barembenkenna i sapona merpikiri ia sambil sipata tereluh ia, pasti ko boi i operasi turang, enggo jadi pasporku  dua ari nai berkat aku mi Singapur lako mengkuso-kuso Infromasi i Rumah Sakit Elizabet Singapur katena.
Berngin lako berangkat barembenkenna mi Singapur merangan-angan ia, naing mo katena mengrim surat  mi turangna, i surat ia mo suratna naing ikirim lewat Kantor Pos naing magahken secara terbuka kehidupanna secara terang-terangen mi turangna, tapi enggo kessa i jaka ia surat nen mulak, ibayangken ia turang nen terreluh kijaka surat ni, jadi 4 lembar surat nen i repu ia, i dabuhken mi teruh meja ni, nai laus ia midapur mulak nola ia mi kamar  lot ma sada kertas merepu-merepu isi i buang ia mi luar tarap jendela  kamarna ,  ia yakini  suratna  si oda jadi ikirim mi turang nen sini buangna mi terruh kan jendela ,padahal surat nen si batal en nggoling mi samping keranjang sampah mejana.
Semangat kalohon ia seolah-olah ia membayangkan sada kehidupan baru bana turangna sini rehe-rehe  ndeba sidekah nen, biaya oda masalah karina peharta ngken ku deaken asal ko lolo turangku  rela aku katena, idok pana maharga kalon biaya oprasi nen.
Karna mbages berngin asa medem barembenkenna  terlambat ia ndungo,i tengen jamna enggo mepet waktu,buru-buru ia mi Bandara oda i enget ne mengkonci sapona, soh i Bandara baru i enget ia madeng i konci sapona.
I telpon ia mo si Carina.
Ordy : Carina tolong bantu aku ya, aku mau berangkat sekarang, aku udah di bandara, aku lupa ngunci rumah, tolong kau kunci ya, simpan kuncinya. ?
Carina : Berangkat kemana Bang ?
Ordy : Ada urusan Toko mau ke Surabaya.( asa unang i bettoh si Carina katena)
Carina : ok deh ,,,, aku kesena sekarang, selamat jalan semoga selamat sampai ke tujuan.
Berangkat mo si Carina mi saponen pake mobilna, langsung ia mi Lante II Toko nen sinipakke si Ordy mahan sapo tinggalna
I idah si Carina merhamburen barang-barangna,  jadi si Carina ingin membersihken barang-barang simerhamburen isapo nen,  isapui, isusun barang-barang rapi, ilipati baju si Ordy , enggo karina mbersih
Pas ia lako membuang sampah, sampah-sampah sini  keranjang sampah kamar si Ordy, idah ia mo lot surat-surat merepu-repu isamping keranjang sampah en, jadi  ibuka si Carina kertas-kertas merepu en merkata Pakpak bage si tersengget ia. I pekundul janah muali i jaka ia bagen isi surat i.
Jakarta
Mendahi :
Turangku si Kukelengi
I
Kuta  Jambu
Njuah-Njuah aku turang i Jakarta, bagi ma harapenku deket sodipku njuah-njuah ko Turang.
Muna ku enget-enget perdalanen kenggeluhenku tikani nai, soh bagendari sipata aku terreluh, sipata aku tertaba sipata aku lolo mi diringku sendiri.
Muna aku tereluh turang muna kuenget melumangna tangis milangi mi i jolo-jolo bangke Bapa deket Inangta arnia, kasa mo ndia ndor ia i tenggo Tuhan i.
Kenget mo bagi mpiahna pengrehe ndeba bamu ala cacat i, ala tobing i ko turang, i rehe-rehe deba ko, terreluh ko turang kibegge rehe-rehe ndeba i, kutenju kalak si mengrehe i tapi nibar dike aku boi ki tenjui kalak, tah sadike nai nahan roh jelma ki rehei.
Mungkin karna kinipersahta turang aku jadi jelma penangko, habis dagingku i lutak, i pekpekki deba ala penangko aku, muna i kuso si kembalengen i bangku sikutangko i karina ku akui aku menangko jadi aku habis i tenjui, isipaki kalak, kuakui i turang aku penangko kerna oda lot daroh bapanta jema penangko.
Kutangko kepeng Puhun Paronci 2 juta asa lot ongkosku mi Jakarta, soh i jakarta aku mampar-ampar oda mangan, asa boi mertahan hidup i jakarta, aku merdengan-dengan turang deket kalak pencopet, akibatna aku jadi pencopet, bakune asa boi mangan unang keraparen i Jakarta en.
Enggo kessa aku 8 bulan mencopet, tubuh i sura-surangku meradi mencopet, jadi pas kuidah sada daberru mertelepon kurampok tasna, laus aku mi sada penginapen, kubukai karina isi tas nen , lot isi 3 iajajah, kartu-kartu ATM, kepeng 12 juta, HP, gelang deket bura, isinai merniat aku hasil tanangko ken kubaing modalku, janah aku naing berhenti mencopet.
Tapi kujaka mo turang, Izazah si kurampok i kalak Pakpak gerarna Carina Bancin, tersengget aku bage si kirana darohku daroh Pakpak, nai kupegelluh HP   sinibagas i, lot pesan masuk isi “ mulak ko Carina mi Medan Bapa mersakit, unang pella gangguso ko, mertangiang ko asa tong merbapa kita “ bagimo pesan nen mungkin bana kaka manang dedahenna nai.
Menjaka pessan nen aku tereluh aku turang bakune kalak sedihna kepaten Bapa, kuenget tangismu i turang i Bangke Bapa dkkt Inangta, tangis aku turang, bakune muna kembalangen bapa nahan turang i gara-gara aku kurampok tasna isi karina kepengna deket ATM na, katengku
Langsung mersodip aku tangis turang, Tuhan unang gara-gara aku kembalangen bapa Turang beru Bancin en, baing  Tuhan sehat Bapani unang dos bage aku mada merbapa ningku isodipki.
Niat aku turang kubalikken tasni, tapi mersodipa aku mulak, Tuhan pos etongenku turang en beru si Beak, kupakke lebbe Bura deket kalung nen mahan modalku berusaha unang dak pukpuk aku  jadi pencopet, seggen ku ulakken pe mulak dos kubaing bage bura deket gelang  ni kin, bagimo turang Sodipku.
Kubuat bura deket gelang en, kuboniken i peti-peti besingku i tanoh bagesna sitengah meter, menyerahkan diri aku mi polisi, habis aku i lutak polisi, tong oda kuakui bura dkt gelang i, kuboniken karina identitasku, jadi kodokken aku kalak Betawi, oda ngget aku jadi sada kalak Pakpak Penangko. Setiap i tengen turang i abengku buang muka aku sampe i paksa polisi i iputar takalmu bage sisiheren kerahongku kuakap.
Hampir sandiwarangku terbangkar, waktu turang i periksa i Pengdilen, idokken ia kurelaken mbalang bura deket gelangki karna enggo njuah Bapangku nina menter simpusta oda sadar aku huap sorangku “ lias ate  Tuhan “ ningku bage si Mersodip, mersodip aku mendok lias ate mi Tuhan i ukurku, oda keppe jadi kembalangen bapa turang en, bagimo lolona aku, oda kuakapken ne ndersa i penjara pe aku piga dekkah, tapi aku i penjara 6 bulan.
Keluar aku i Penjara nai sesuai deket janjingku meradi aku Turang kan Pencopet, aku mertiga-tiga bagendari enggo mbelgah Tokonta i Jakarta.
Sebelum  kudeaken bura deket gelangni sempatngo kufoto pakke Hpngku  bura i, kutukangken mulak bura deket gelangni mi Toko Emas, dos bage si sini deangki, enggo jadi bagendari.
Tarap Facebook turang aku enggo mersitandaen deket turang i tapi kubaing gerarku Ordap artina Ordy Padang, aku yakin i tandai turang i aku si Ordy tapi ala aku oda mengakku kalak Pakpak janah kudokken aku Betawi, jadi oda terbetoh aku menangko bura deket gelangni.
Buari kukuso-kusoi ia, nina boi i oprasi turang bibir sumbing sintabi turang bibir tobing, janah si bagakna nina i Rumah Sakit Elizabeth Singapur, kualengi konahan i kuta nai si urus Paspormu laus kita mengoperasi ko mi Singapur, janah baremben aku berkat mi Singapur Rumah Sakit sini dokken ni bakune cara-carana operasi ni.
Perasaanku mendok, muna enggo ko operasi pasti toko mberrumu bage Inang arnia, muna sidung ko iperasi, konomo nahan mengulakken gelang deket bura sini tangko ngki, tangis ko abingen ni, pesakat kata maafku bana, baing nahan dengan segala cara asa i maafken aku.
Aku deket br Bancin i enggo ndekah merdengan deket ia, tapi oda i betoh aku bekas Penangko janah simenangko bura deket gelangna, ndekah-nidekahna turang lot nola bage singkelleng atengku bana, tapi ala pernah kutangko barangna, apalagi ia sada daberu Calon Sarjana minder aku, nggati kupedaoh-daoh diringku bana, tapi turang i dak tong roh mi Tokonta  ngget iama membantu aku maing pembukuan.
Nahan muna enggo i ulakken ko bana bura deket gelang penggancih sini tangko ngki oda ne ngget aku simbak deket ia, mbiar aku ngget nola perasaanku cinta bana, ketimbang aku nahan bage mengharapken bulan ndabuh i langit nai  lebih baik aku menghindar.
Bagimo katangku turang, unang lupa ko jiarah janah mersodip mi kuburen partuanta, sodipken aku turangmen da turang
Lias ate
Turangmu
Ordy Padang.


Menjaka surat en si Carina si oda jadi i kirim en ordy en, bagimo buena eluh na merurusen, tangis mertuhu-tuhu ia
Patut mo keppe ia  dua kali keceplosan kirana  “ aku tetap jadi copet  “ deket “ maaf aku sering ngigau  “ nina dos bage i sidang pengadilen waktu i. Patut mo keppe oda ngget ia aku mengurs pasporna karna mbiar ia terbetoh identitas aslina, patutmo ia waktu i periksa polisi deket i persidangen oda ngget pejumpa abe deket aku, bagi analisa si Cinari.
Mulai i kantor Polisi ko Impal sebenarna enggo kirana darohku daroh Pakpak, daroh Pakpakku mendok kono kalak Pakpak, tapi karna pejumpa kita ala kurang mende,kumara i rampok ko Impal barangku bage simela ko mengakui dirimu bangku janah melako mengakui dirimu Pakpak ala penglakomu sinderang ni kurang selloh, oda ko ngget sada kalak Pakpak Penangko, tapi bagendari aku yakin en sada cara Tuhan petandaken aku deket kono,tah mungkin rencana Tuhan kono jadi Suamingku, mungkin ngo ndia en Impal, bagimo kuso-kuso i ukurna.
I jaka ia mulak surat en, menter katena, Nangale ... impal persahni akapen ndene i tading melumang ko kedek-kedek nai, tapi kerna kinipersahmi Bangkitko i keterpurukan nai, berusaha ko enggo maju bagen karna cita-citamu asa boi i hargai kalak turangmu.
Aku jadi percaya kata-katamu impal “keadaan mengubah pemikirenmu jadi berubah menjadi penangko manang perampok oda ala sifat –sifat keturunen ndene biasa menangko, oda lot sifat deket keturunen kalak Pakpak Penangko, pada dasar na ko impal jelma baik tapi kinipersah mengobah ko merpikilako buruk, aku bangga impal ndor ko tersadar janah mampu bangkit menjadi manusia pantas ditiru dalam upayamu membangun hidupmu, aku beru Pakpak bangga bamu Impal karna oda lot manusia sempurna i dunia en.
 Mungkin ala sodipmu sikalak si tertindas sinderang ko ipenjara  maing roh sada mujijat bana Bapangku i luar akal sehat njuah ia enggo kessa roh aku, karna sodip kalak si tertindas i begge Tuhan, ala irasa-rasaken ko mpersahna mana merbapa jadi oda aku kembalangen Bapa,mulia ni nurani mi, cara berpikir mi melebihi aku sebagai calon Sarjana, lias ate Turang kuanggap sodip mi Tuhan memaing njuah Bapangku, bagimo ibagasen ukur si Cinari terharu tapi i lain sisi ia kagum bai si Ordy
Ipecocok-cocok ia karina konci i, ibukai karina lamari si Ordy tuhu enggo jadi bura deket gelangni dos bage aslina, i pakke ia janah merkaca ia dos baage sitikanni, oda pella Turang ndene i Impal mengulakken, oda pella ke mintak maaf en aku memakke sendiri bura deket gelengku siniulakken men, katena.
Muna soal tubuh benih-benih cinta i ukurmu Ordy, lebih-lebbih aku secara diam-diam aku kagum dan lama kelamaan secara jujur aku cinta enggo mendahi ko, isa tiap lot waktungku roh aku mi Toko men, nina bage sikirana sendiri
Menter i pesan ia tiket pesawat mi Medan, lot berangkat jam 2, selesai i rapiken kamar si Ordy en, langsung i konci ia iembah konci nen, i putar mi sapona. Bang taruhken aku mi Bandara mulak aku mi Medan lot urusenku nina mi turangna si Polisi i, kade pana perluna mi Medan lot kade berita ? oda kade turang lot penting urusenku pokokna antar aku mi Bandara unang terlambat nina.
Jam 5 enggo soh ia mi sapona i Medan, ipinjam Mobil Bapana i Medan, isuruh supir Bapana, antar mi Sidikalang nina. Jam 11 Malam enggo soh kalak en mi Sidikalang, barembenkenni berkat jengkas ia mi Kuta Jambu Pakpak Bharat.
Dapet mo sapo Ordy, mersitandean ia mi si Lince turang si Ordy, i  tutupi abena asa unang teridah tobingni, aku isuruh turangmu si Ordy  mengalengi ko isen nai mi Jakarta, nina mi si Lince,  mbiar si Lince oda aku  percaya nina abang i ia ngo nina mengalengi. Tapi pande si Carina merkosik ia mi si Lince, aku isuruh mengalengi ko asa nahan rasken kene i Jakarta nai maing kejutan i kuta en mahan adat mbelgah asa mersangap nina ke deket gerar Partua ndene, dok si Carina, karna  memegge maing adat mbelgah i lolo si Lince i peneppi abitna.
Rohmo si Ronci i dok pana lot kalak mengganggu si Lince, ise ke pana eda, unang lain-lain rencana ndene da bai eda ngken baing cacat i ia, muna lain langkahi ke lebbe mayatku, mersigupaken kita, unang baing tading melumang i eda ngken, ala  tobing i ia naing i oto-oto i kene nina si Ronci. Oda eda en pesan si Ordy ngen, malahen terharu aku eda mi kata-kata mi bagi belgahna tanggung jawab deket kelleng ndene mi baen , nina ki aloi. Ise ke pana dok si Carina naing memetoh tentang si Ronci, aku beru Puhunna nina, menter roh si Lince mendok en beru Puhun nami impal turangku si Ordy tapi ala bagen i kinipersah janah  i kuta ndeba  turang ndiri i, minggu si roh eda en terpasu-pasu, nina. Oooo selamat eda dok si Carina sambil ibuka tasna i buat kepeng 5 juta tolong jagaa kene sapo en, nina enggo bage sibengap si Ronci. Maaf eda ndai aku mengrana kasar, alana aku ngo dak-dak menjaga edangken, kelleng kalohon atengku edangken nina.
Mulak mo kalak en mi Medan, i suruh supir nen tancap gas, langsung iantar mi Bandara Polonia ala enggo kin i pesan tiket, langsung berangkat malam kalak en mi Jakarta.
Soh i Jakarta embah si Carina medem bernginken ni isapona, siceggen i embah mi  Toko si Ordy, en Toko turangmu dahko oe, enggo mahantu turang mi nina.  Laus ia mi Lante II idah si Lince saponen toko bagakna, idike turangku kasa oda lot isen nina, lagi keluar deng ia nina.
Oda deng piga gejab kalak en kiranai menter roh si Ordy enggo mulak i Singapura nai, tersengget ia isi turangna, ise ndai ki alengi ko turang ? nina i kerpi turang nen, tangis kalak en duana, mertuhu-tuhu tangis nen, karna enggo ndekah oda pesimbak.
Ise ki alengi ko turang, roh sendiri ko, kan dike nai ibetoh ko bekas en nina, kan Abang menuruh eda en mengalenggi aku nina ? menter roh si Carina, Lince enggo lejja turangmen baing lebbe kopina naing kirana kami dekket turang men nina. Laus mo si Lince maing kopi mi dapurna, oda i betoh si Lince i dike ketaringna, ndekah ia kumelaput i dapur, karina serba mbersihkarina.
Masuk si Carina mi sada kamar nen, i pakke kalung deket gelang sini gancihi si Ordy en.
I dokken Carina mo,  Oda pella i suruh ko turangmu si Lince membalikken kalung deket gelang sini rampokmu tikanni, enggo kupakke senang ukurku,oda senang aku ala mulak bura deket gelang en, tapi senang ukurku mi Jiwa sada kalak Penangko yang lain dari Penangko pada umumnya.
Lebih mengharukan bakune sada kalak Penangko berjanji mi dirina bahwa ia berhenti menangko, berjanji mi korbanna sintangkona i ulakken ia seggen sini tangko ni, janah dari keterpurakannya, dari hinaan dan cacian kalak mi keluargana, ia banting stir membentuk jati dirina, membentuk usaha yang layak untuk dipuji termasuk saya selaku korbanmu.
Saya percaya doa seorang anak tertindas, terhina, terpenjara  lebih i begge Tuhan, mungkin ala tangiangmu impal bapangku dapat mujijat kesembuhan padahal i rumah sakit enggo karina keluarga menangisi, isi roh aku langsung njuah, sekarang aku percaya kesembuhan itu karna doamu.
Karna sodipmu impal, aku oda kembalengen Bapa, oda duana kita melumang meskipun akhirnya kita en akan dipanggil oleh sang Pencipta termasuk Bapangku.
Aku Bangga pada seseorang bernama ORPAD singkatan dari ORDY PADANG, pengidonku bamu mulai saat en kono kembali menjadi ORDY PADANG oda pella isingkat-singkat ne, karna ko enggo Ordy yang baru oda Ordy Pendaus manang Penangko, manang pencopet.
Bagendari kono enggo menjadi Contoh bana kalak Pakpak, kono ndor tersadar dan meninggalkan dunia hitam,hingga ko memacu pikirenmu dengan sada tujuen bakune ia menata hidup, dari Nol, dari yang tidak ada hingga punya Toko.
Mulia ni pemikiren mi berjuang,berusaha bakune asa turangku sicacat,si tobing i boi menjadi daberu sempurna bage daberu pada umumna, asa boi ia mulak mberru bage Namberu arnia, aku bangga atas prinsipmu Impal.
Impal oda ala beak ko tertarik aku bamu sebagai sahabat sidekah nen, tapi seakan-akan semenjak kita pejumpa abe banyak misteri yang kau sembunyikan, mbue kuso-kusongku oda i jawab ko, akibatna aku jadi penasaran, dan terus ingin tau
Sejak ko menyerahkan diri i polisi,sampe i persidangana darah Pakpakku kirana bahwa ko Impal sada kalak Pakpak, mungkin karna daroh Pakpak simengalir i dagingku deket dagingmu kirana jadi aku penasaran ingin lebih dalam mengetahi dirimu siapa sebenarnya.
Orang Sarjana di pendidikan formal belum tentu Sarjana dalam berusaha, kalak si terjun langsung berusaha ngo situhunna Sarjana, iango Pakar sesungguhna bahkan patut diberi penghargaan sebagai Profesor, tak perlu minder berhubungan, bersahabat bahkan berpacaran juga mengambil pasangan hidup dengan Sarjana, karna Ilmu dengan hati bukanlah sama.
Karna mungkin aku ingin mencari tau tentang kau, tentang prilakukumu memang seiring waktu, kedekatan persahabatan kita, jujur aku mendok tikanni i tangko ko bura deket gelangku bagendari enggo itangko ko ukurku, bagimo dok si Carina maklum calon Pakar Hukum Pidana.
Oda deng sanga i jawab si Ordy kata-kata si Carina rohmo si Lince merembah kopi, i dapur nai, kundul ia rebbak kalak i, oda ne iterusken pikiranaen mbiar kalak en i begge si Lince.
Ordy : Baremben si urusken Paspormu Turang asa laus kita mi Singapur,enggo konsultasi aku, ala ko turang tobingmi oda parah kalohon, jadi oda dok dokter merbekas sama sekali,dos bage daberu biasana
Lince : Belli mo bagi turang, oda pella i operasi, tobing kin ngo turang nde tubuh bakune nola bakinen, sadike mbue nahan habis kepeng ndene turang misi.
Ordy : Enggo mbue kepengta turang, oda habis aku ne en, jadi oprasi ngo kita, muna perkepengen oda pikirenken i, tenang sambing ko turang, enggo kuatur karina keberangkatenta.
Menter roh si Carina mendok :
Carina : tenang ko eda aku nahan mendengani ko i Rimah Sakit Singapur, enggo kuurus pasporku, ku urus sendiri, baremben ku urusken Paspormu ( i tengen ia si ordy sambil tercerm)
Lince : En ngo turang calon edangku ?: burju naingo oda meronah eteongenna bana diri nang pe diri tobing, burju naingo, en ngo turang ? (mendokken si Carina)
Sip si Ordy deket si Carina dua-duana tungkuk bage si menghayal.
Ordy : Oda turang, i enget ko turangmu sikolana nibar kls III SMP ngo, Kalak Impal en Calon Sarjana, ukur ndiri bagi tapi oda kita sanggup misi.
Carina : Tanda ngo turang mi eda jelma pande, tapi pande pe nidok mencari kepeng  kessa i pande,oda pande ia menjaka ukur daberru, mungkin oda lot i pikirin turang mi mendeles nahan daberru gara-gara ia.
Ordy : bage singkabang perasaan megge kata-kata mi impal ?
Carina : akupe bagi perasaanku, mungkin rasken kabang pana kita impal.
Enggo mbue i ranai kalak en, nai masuk mo si Ordy sigejab deng gale-gale mi kamarna, keppe enggo meddem lejja pana, masuk si Carina mi kamarna terbegge ia enggo merongker medem.
Eta eda mi toko asa sibantu-bantu karejo isi, nina iembah mo si Lince mi ruang kantorna mi podi,  nai i idah mbue karyawan toko en bengap janah tertaba bage si mengrehe, jadi masuk kessa i mi bagas ruangen i bekas biasa si Ordy mengecek karina pembukuan tokona, isen ko lebbe da eda sigejab nina ia keluar ia mi gembar kasir.
Suruh semua karyawan Toko ini kemari nina mi Kasir, jadi itenggoi karina pelayan Toko en, “ siapa yang tertawa seperti mengejek silahkan mengundurkan diri dari Toko ini sebelum diberhentikan, saya beri tahu itu adik kandung Bos kalian, lebih berharga adiknya itu bagi dia dari seluruh Toko ini, ingat itu jangan sampai dilihat bosmu, nina mbiar kalak en karina alana sidekah nen ianggap kalak ingo si Carina tunangan  bosna.
I ajari si Carina mo si Lince cara-cara memaing pembukuan, cara masukken data mi komputer, mengedit, mengelompokkan, mbue mo i ajari si Carina.
Karna enggo tahap menyusun sikripsi si Carina oda piga kali ne ia mi Campus jadi enggo buen waktuna i Toko si Ordy.
I telepon si Ordy mo si Carina, mengkusoi posisi kalak i, jadi enggo kessa i bagahken, berngin cari makanan kita, tolong minta bantu embah ia nahan menokor pakkenna, nahan kuberre bamu Kartu Kreditku nina, ok dok si Carina.
Kasa ndia i betoh si Carina karina sini ukurki, kasa ibetoh kutanami i Jambu, kasa ibetoh turangku, kasa ibettoh naing kusuruh turangku menyerahken gelang deket bura, kasa ndia, karina i ukurku ibetoh, bakune asa i betoh katena, oda lot terpikir ia isi suratna sini repuna oda jadi ikirim, kerna yakin ia suart i enggo iambongken mi luar.
Sambil mangan kalak en teluna, mengkuso mo si Ordy :
Ordy : Ndai ko kirna isapo oda sanga kujawab, tapi mengkuso aku bamu lebbe kasa i betoh ko karina sini ukurken, kasa ibetoh ko kutanami, kasa ibetoh ko turangku, kasa ibetoh ko bura deket gelang i naing kusuruh turangku mengulakken, kasa karina i betoh ko ?
Carina : Mungkin aku datu, atau mungkin feeling sada kalak daberru ..
Ordy : oda mungkin, coba bagahken lebbe, penasaran aku

Menter roh si Carina i buat ia i tas nen nai Surat si merepu-repu i, tersengget si Ordy, karna siniengetna enggo iambongken mi luar lewat jendela kaca kamarna.
Ordy : berarti enggo i jakako bakune perasaanku bamu, wah kacau en, maaf ya aku salah menuliskan di suratku, maaf impal maklum ko oda tamat SMP.
Carina : Kasa pana minta maaf, salah pana muna seiring waktu karna kedekatan kita berdua selama ini timbul suatu perasaan cinta ? mungkin ala oda i pernah i kuso ko aku impal bakune perasaanku bamu impal tah melebihi daripada perasaanmu ? Ukur kelleng atau cinta oda dos bage ilmu mertiga-tiga manang Ilmu Hukum bage sikupelajari karna dua-duana en menggunakan Ilmu atau Akal, tapi ukur kelleng atau Cinta dok Perjakarta en menggunkan perasaan, nurani.
Ordy : maklum moko impal ala kinipersuk i pana, janah mpersahna lako merusaha en, jadi oda deng pernah aku merhallet, tapi mungkin sikali merhallet langsung merunjuk mo enggo.
Bagi isapo mo ke lebbe berngin en meddem  Impal mendengani turangku, lot nahan si rananku bamu, embah lebbe calon eda ndene en, menokor pakkenna lako mi Singapur, nina sambil i bereken kartu kreditna lako belanja kalak en, janah baremben urusken kene lebbe Paspor Calon eda men impal, dok si Ordy, tercerm mengharap kalohon si Carina ukurna bage si mayang-ayang.
Ijalo si Carina Kartu Kredit sini sodorken si Ordy en sambil idokken “ muna tuhu ko impal madeng pernah merhallet, biasana kalak merhallet i cium ngo kening halletna pesohken kelleng atena mi halletna muna naing mulak kan halletna nai ia “, menter cender si Carina i jolo-jolo si Ordy i pecengken matana, “ oda deng pe resmi kita merhallet oda masalah i patujolona tih impal nina sambil i cium ia si Carina. Nange Impal bage singkabang kuakap perasaenku nina si Carina, tercerm si Lince menengen kemesraan turang deket calon eda nen.
Mulak mo si ordy mi Toko na,  si Carina deket si Lince keliling Mall-Mall menokori baju calon eda nen, kira-kira jam 10 malam mulak mo kalak en mi Sapo si Ordy :
Bernginken ni isapo si Ordy kiranai mo kalak i sidua sedang si Lince gale-gale i kamarna sambil menonton TV.
Ordy : Jujur aku akhir-akhir en jadi kurasa-rasaken ngkelleng atengku bamu, tapi muna kuenget kessa aku menangko tasmu, tubuh ukur minder, jadi aku oda berani mendokken kata ngkellengku bamu.
Carina : hampir dos kita Cuma berbeda pandangen, semenjak kita pesimbak  enggo mulai aku kagum bamu, lama kelamaan timbul rasa cinta, ketika aku membaca suratmu yang tak jadi kau kirim, kau menuliskan isi hatimu bahwa ada rasa cinta dihatimu, aku jadi bersemangat, bahwa rasa cintaku tidak bertepuk sebelah tangan,alaningo asa enggo kessa kujaka langsung aku mi kutamu mengalengi Lince, aku berkeyakinan orang yang kucintai itu bisa dan cepat tersenyum melihat turangnya bahagia.
Ordy : bakune muna nahan i enget-enget ko aku pernah mengrampok ko Impal  ?
Carina : pasti oda pernah kulupaken, karna menurut aku imo sada cara i petuduh Tuhan banta lako dalan mersitandaen, loko dalan mersikekelengen, sekirana oda i rampok ko tas ki mungkin oda kita mersitandaen, oda boi simbak aku deket Daholi Putra Pakpak yang mandiri, dan patut dibanggaken,
Ordy : bagi muna aku enggo cinta bamu, aku menglamar kono jadi hallet, melamar kono jadi calon istringku ijalo kongo aku ?
Carina  : oda pe kuruapken enggo iidahko cara penengenku bamu, cara pemaingku, sebenarna enggo ibetoh ko ukurku
Ordy : madeng ku betoh.
Carina : aku cinta, aku cinta banget, aku cinta mati, aku sayang sama kau Ordy Padang, calon bapa dukuk-dukak ku kaduan, enggo ibegge ko i impal ?
Menter i kerpi ia si Carina, isanggoh kurumna, i cium pipina, tanda pesohken kasih sayangna manang kelleng atena mi si Carina.
Resmi mo kalak en merhallet janah toko mesrana, sennang kolohon si Lince menengen kemesaraan kalak en sidua.
Baremben kenna i urus si Carina mo Paspor calon eda nen, enggo kessa saminggu selesai keluar mo Pasporna i Kantor Imigrasi nai.
Berkat mo kalak en teluna mi Singapura lako mengoperasi si Lince, si Carina mo dak terus-terusen menjaga si Lince, lolo ia menjaga calon eda ni.
Enggo kessa habis operasi mulak mo kalak i mi jakarta, janah perawatan selanjutna mi Dokter Spesial Kecantikan di Jakarta.
Memang benar-benar dokter si mengoperasi turang nen canggih, enggo kessa 6 bulan enggo mberu kalohon si Lince en, sama sekali oda teridah bekas oprasina, menggunaken sinar laser janah penarikan kulit i bekas luka oprasi hingga boi i bentuk sama sekali oda teridah ia bekas daberu tobing, soranape enggo tangkas terbegge.
Sikali mertelepon mo si Lince mi si Ronci edana sinikuta, heran si Ronci bage oda percaya i sora si Lince, tapi ala enggo i peterang ia oprasi i Singapur percaya ia janah lolo kalohon. Si Ronci sedang berbadan dua manang mende dagingna ala enggo ia merumah tangga.
Ala enggo sada kata si Carina deket si Ordy, naing merkejejapen mo kalak en, ibaing mo pestana mbelgah kalohon i kuta Jambu.
Isi soh kalak en mi Jambu bengap karina perkuta menengen si Lince janah mbue kalak oda percaya ia si Lince Tobing penggerankenna tikki i kuta.
Pas kalak en naing mengadatken, nai rohmo Marga Banurea sememere sumbangen tikanni mi Jambu naing ia memere sumbangen nola ala maseh etongenna misi Lince en, tapi oda i idah ia si Lince daberu tobing i, tapi si Lince tong itandai kalohon.
Menter roh si Lince lojang ia langsung i peluk daholi en, idokken ienget ke dengma mi kuta en tih turang, nina, ise ke pana, beru kade ke, petandaken ke aku Bendar Banurea, nina.
Lince : bagi pe kene i turang menter oda i tandai kene diri.
Banurea : oda turang, aku naing menulusi Turang Lince
Lince : aku Lince turang sini berre ke kepeng tikanni 10 juta, kubaing mangan gambas i tutung.’
Gulamo
Banurea  : oda,  si Lince si kumaksud en, sintabi lebbe lot cacat i bibirna.
Lince : aku ngi turang ( i buka si lince bibirna sebelah dalam lot bekas jahitan), turangku si merkejejapen en mengoprasiken aku mi Singapur.
Gulamo : Nangale nang mberru ni ke Turang, enggo bage si mela nola diri turang, padahal naing merre luah ngaku bana ndene turang, tapi bagendari enggo lain ke, senang ukurku turang memegge kene berita ndene i.
Ndekah-nindekahna si Lince pe kawin mo mi si Bendar Banurea, janah i pestaken toko mbelgahna,sejak merumah tangga i Medan mo kalak en, i podi ari i bahan si Lince sada Yayasenna khusus untuk membantu kalak Pakpak silot tubuh kurang sempurna manang cacat.
Si Ordy tading kalak en i Jakarta, inang dukakna si Carina jadi Dosen janah i kenal sebagai Pakar Hukum Kriminologi Pidana, sedang si Ordy mengembangkan usaha dagangna.

TAMAT

Renungan :
Bagimo i kenggeluhen en, oda keppe ni bettoh rencana Tuhan, jadi unang pis matanta menengen kalak si Cacat deket simpersuk, lot sambing dalan i Baing Tuhan i lako senget-senget mendahi kita karina kalak Pakpak.
Nang pe cerita en fiktif tapi boi sibuat hikmah kan cerita en nai selaku kita kalak Pakpak.
Tumbuh kembangkan semangat gemar bacamu,karna disetiap kau membaca, bacaan apapun itu mungkin disana  kau akan mendapatkan, mengetaui sesuatu hal yang suatu saat berguna bagimu.
Pesan :
Suku yang maju jika suku itu dibudayakan Filosofi “ semangat gemar membaca “ terutama bagi para pelajar, Mahasiswa dan kaum intelektual, njuah-njuah.
Pertanyaan :
  1. Dari seluruh tokoh dalam cerita siapa yang anda kagumi.
  2. Bagaimana pendapat anda tentang si Ordy Padang selama di Jakarta sampai ia ketemu si Carina Bancin menyembunyikan dirinya sebagai Orang Pakpak ? 
Identitas Penulis :
Tempat Tinggal : Kota Tarakan Kalimantan Timur
Kuta asal : Singgabur Pakpak Bharat.

Catatan :
  1. Cerita ini adalah fiktif, jika ada kesesuaian nama, tempat dan kejadian itu hanya faktor kebetulan.
  2.  Cerita ini digambarkan  bagaimana seorang anak yatim-piatu (melumang) bisa bangkit dari kemiskinan, hinaan hingga menjadi orang yang patut dicontoh di kemudian hari.
  3. Jika Redaksi  media cetak yang berkeinginan menerbitkan tulisan ini harus seizin Penulis